Danramil 17 Salam Kodim 0705/Magelang Kapten Arm Akhmad Syakir bertindak sebagai Pembina Upacara di Halaman Sekolah Menengah Kejuruan Maarif Salam, sekaligus menyerahkan Sertifikat Kader Bela Negara (KBN), Senin (13/06).
Dihadapan ribuan siswa kelas X dan XI SMK Maarif Salam, Kapten Arm A Syakir mengatakan bahwa pemberian sertifikat KBN merupakan rangkaian dari pelaksanaan kegiatan Bela Negara yang dilaksanakan di Dodik Bela Negara Rindam IV/Diponegoro tanggal 1 sampai 5 Juni 2016. Penyerahan sertifikat ini di laksanakan serentak baik di wilayah Kota maupun Kabupaten Magelang. Pelaksanaan pendidikan Kader Bela Negara yang dilaksanakan oleh Kodam IV/Diponegoro diikuti oleh 384 siswa SMA/SMK/MA di wilayah Kabupaten dan Kota Magelang.
Pada kegiatan pendidikan Kader Bela Negara yang baru selesai tersebut SMK Maarif Salam mengirimkan 7 orang siswa sebagai peserta Kader Bela Negara. Pihak sekolah SMK Maarif Salam melalui Tumiyati, S.Pd. yang sehari-sehari menjabat sebagai Koordinator Kurikulum mengatakan bahwa kegiatan KBN yang dilaksanakan oleh Kodam IV/Diponegoro merupakan langkah yang baik dalam memberikan pembelajaran disiplin, mental, kerja sama dan saling menghargai antar sesama. Pihak sekolah sangat berterima kasih kepada Kodim 0705/Magelang yang sudah memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengikuti pendidikan KBN tersebut.
Tumiyatun berharap kegiatan KBN ini hendaknya terus dilanjutkan. Selain itu Tumiyatun juga berharap agar kedepan peserta dari SMK Maarif Salam yang ikut KBN lebih banyak lagi. Dengan adanya Kader KBN ini maka dengan sendirinya siswa tersebut akan menerapkan apa yang sudah didapat saat KBN dan bisa merupakan spirit dalam pembelajaran.
Salah satu peserta penerima sertifikat KBN dari SMK Maarif Salam, Muhammad Alfarizi, Kelas XI Audio Video mengungkapkan kegembiraannya bahwa selama 5 hari digembleng di markas tentara, dia berusaha untuk mengikuti seluruh kegiatan yang sudah terjadwal.
“Saya berterima kasih kepada pihak TNI yang sudah melaksanakan program KBN, karena dalam pendidikan KBN ini saya bisa belajar hidup mandiri, bisa belajar menjadi pemimpin, bisa belajar bekerja sama dengan orang lain tanpa membeda-bedakan” ungkap Alfarizi.
Pada awalnya saya ragu dan takut saat akan mengikuti kegiatan tersebut. Hal itu dikarenakan kegiatan tersebut dilaksanakan bukan di sekolah, melainkan disebuah institusi militer. Satu pengalaman yang tak mungkin terlupakan dalam hidup saya adalah disaat prosesi makan, dimana kami harus selesai makan hanya dalam hitungan sepuluh. Bagaimana mungkin, ternyata mungkin dan tidak ada yang tidak mungkin bila kita mempunyai kemauan dan semangat yang kuat, ujarnya.