JAKARTA, tniad.mil.id – Guna mencegah penyebaran panyakit polio di wilayah perbatasan, Satgas Pamtas RI-PNG Yonif PR 328/Dgh terus melakukan pengecekan kepada para pelintas batas.
Tersebut disampaikan Komandan Satgas Pamtas RI-PNG Yonif PR 328/Dgh, Mayor Inf Erwin Iswari, S.Sos., M.Tr (Han)., dalam rilis tertulisnya, Minggu (24/3/2019).
“Saat ini kita telah bekerjasama dengan Dinas Karantina Kesehatan PLBN Skouw untuk mengecek setiap orang yang ingin masuk wilayah Indonesia. Khususnya warga Papua New Guinea,” katanya.
Kerjasama itu, ungkap Erwin, telah disepakati sebelumnya antara Satgas Pamtas dalam hal ini Yonif PR 328/ Dgh dengan Dinas Karantina Kesehatan Skouw dalam pertemuan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, pada tanggal 15 Maret 2019 lalu.
Lebih lanjut dikatakan alumni Akmil tahun 2002 itu bahwa negara PNG menurut data dari
Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) masih belum terbebas dari virus polio.
Karena PLBN Skouw merupakan pintu masuk bagi warga PNG ke Indonesia, tambahnya, sehingga pihaknya terus mengantisipasi dengan melakukan pengecekan kepada para pelintas batas tersebut.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Kantor Kesehatan Pos (PLBN) Harold Pical. SKM., M. Kes., saat menjadi narasumber dalam kegiatan di PLBN tanggal 15 Maret 2019 tersebut.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Administrator PLBN Skouw, Konsulat RI untuk Vanimo, Dokter Satgas Yonif PR 328/DGH dr. Rizky, Kepala Puskesmas Skouw, Kapuskesmas Koya Barat tersebut, bahwa WHO telah menyatakan Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang terbebas dari penyakit Polio pada tahun 2014 dalam Conference Hall World Health Organization di New Delhi India.
“Negara kita telah bebas dari kasus penyakit Polio 5 tahun yang lalu,” ucapnya.
Sementara, lanjut Harold, Negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia yaitu Papua New Guinea masih terjangkit virus polio.
“Menurut data dari Dinas Karantina Kesehatan Skouw, sudah ada 28 anak-anak dari PNG yang terjangkit virus polio,” terangnya.
Ia pun meminta kepada Satgas Pamtas dalam menjaga wilayah perbatasan supaya tidak memasukkan anak dibawah 15 tahun dengan keluhan lumpuh layu masuk ke wilayah Indonesia, serta memastikan pengecekan bagi anak-anak yang datang dari PNG telah imunisasi polio.
“Mengarahkan anak-anak pelintas batas yang belum polio, serta anak yang sakit asal PNG ke karantina kesehatan PLBN Skouw,” pintanya.
Ia pun berharap dengan adanya kerjasama antara Satgas Pamtas Yonif 328/Dgh dengan Dinas Kesehatan Skouw, dapat mencegah timbulnya bibit virus polio masuk ke Indonesia.
“Kedepan, kita juga akan melaksanakan kegiatan sub pin polio di perbatasan,” tandasnya. (Dispenad).