
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa pertahanan negara merupakan usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari ancamandan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dimana negara kita menggunakan sistem pertahanan yang bersifat semesta dan melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, yang dipersiapkan dan diselenggarakan oleh pemerintah, Jum’at (5/1).
Didalam penyelenggaraan pertahanan negara terdapat tiga komponen yang harus bekerja saling mendukung yaitu komponen utama, komponen cadangan dan komponen pendukung. Keikutsertaan warga negara sebagai komponen cadangan sistem pertahanan sangat diperlukan guna mendukung pelaksanaan pertahanan negara. Dukungan komponen cadangan akan kuat bilamana unsur-unsur didalamnya memiliki rasa cinta, bangga dan rela berkorban bagi negaranya dalam hal ini adalah NKRI.
Selain itu bila seluruh rakyat cinta dan bangga terhadap tanah air serta mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, maka ancaman-ancaman yang mengganggu bangsa tidak akan mudah untuk masuk, seperti halnya ancaman pengaruh terorisme dan ancaman yang menggangu stabilitas nasional serta ancaman lainnya yang melunturkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air.
Sejarah membuktikan bahwa Indonesia berhasil melawan penjajah Belanda dan Jepang sehingga bisa merdeka karena seluruh rakyat Indonesia memiliki rasa cinta terhadap tanah air Indonesia serta mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi sehingga rela berjuang bahkan mati untuk bangsa Indonesia. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang ini sebagian besar rakyat Indonesia sudah mulai luntur rasa cinta dan bangga terhadap bangsanya sendiri bahkan terkesan apatis. Hal tersebut terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah jarangnya dan bahkan hampir tidak pernah dilaksanakannya upacara bendera di sekolah-sekolah.
Begitu juga yang terjadi di wilayah perbatasan RI-PNG tempat penugasan Satgas Yonif 406/CK, yaitu hampir di seluruh sekolah-sekolah baik itu SD, SMP dan SMA/SMK tidak pernah melaksanakan upacara bendera. Melihat kondisi nyata tersebut, maka Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin Kartawijaya memerintahkan pasiter Satgas Lettu Inf Luis Timor untuk setiap prajurit Satgas melaksanakan upacara bendera bersama-sama murid SD, SMP dan SMA/SMK di sekolahnya setiap hari senin. Hal tersebut sangat penting dilaksanakan di wilayah perbatasan, karena bila rasa cinta dan bangga terhadap tanah air luntur maka tidak menutup kemungkinan penduduk yang berada di wilayah perbatasan akan berpindah ke negara tetangga, ungkap Dansatgas Yonif 406/CK Letkol Inf Aswin kartawijaya.
Letkol Inf Aswin Kartawijaya selaku Dansatgas Yonif 406/CK berharap hal ini dapat dilanjutkan oleh satgas berikutnya agar pola pikir masyarakat dapat berubah dan mempunyai tekad untuk membangun bangsa dimulai dari dirinya sendiri.