JAKARTA – tniad.mil.id – Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman menegaskan bahwa penyelenggaraan lomba tembak Asean Armies Rifle Meet (AARM) 29/2019 merupakan suatu kehormatan bagi TNI AD sekaligus membawa harga diri dan martabat bangsa Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya di Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Diungkapkan Kadispenad, sebagai bentuk komitmen TNI AD terhadap kelancaran lomba tembak AARM 29/2019 yang akan dilaksanakan di Indonesia, Wakasad dan rombongan melaksanakan peninjauan secara langsung kesiapan pembangunan sarana dan prasarananya di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat, Jawa Barat.
“Wakasad beserta rombongan tiba di Cipatat menggunakan Helly TNI AD dan disambut oleh Danpussenif Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso selaku Ketua Panitia Penyelenggara AARM tahun ini,” ujar Candra Wijaya.
” Lomba tembak yang akan diikuti oleh 10 negara ASEAN pada tanggal 10 – 27 November 2019, pertama kali dilaksanakan di Cipatat,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, lanjut Candra Wijaya, Wakasad menekankan agar masing-masing satuan yang terkait agar terlibat secara total dan profesional.
“Dihadapkan dengan cuaca seperti saat ini, Wakasad berharap, para pejabat teras TNI AD yang ikut dalam rombongan peninjauan untuk lebih bekerja keras dan memanfaatkan waktu yang ada untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang masing belum selesai,” terangnya
“Beliau juga menegaskan bahwa ajang bergengsi ini, tidak hanya membawa nama baik TNI AD namun juga harga diri dan martabat bangsa Indonesia,” imbuh Candra Wijaya.
Sebelum kembali dari peninjauan, menurut Candra, Wakasad mengingatkan kepada seluruh yang hadir bahwa semua harus mampu membuktikan kepada para peserta maupun rakyat Indonesia, jika TNI AD tidak hanya mahir dalam meraih juara namun juga piawai dalam menyelenggarakan event internasional.
“Selain itu, Wakasad ingin penyelenggaraan nantinya betul-betul profesional dan jangan sampai ada kontingen dari negara peserta yang merasa tidak nyaman ataupun tidak dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya,” tegas Candra Wijaya.
“Termasuk beliau meminta agar Media Center yang dibangun harus dapat digunakan secara optimal, tidak hanya sebagai pusat informasi yang dapat menyajikan hasil maupun kegiatan pertandingan secara cepat, tepat, dan akurat namun juga dapat digunakan oleh media maupun kontingen peserta secara optimal,” pungkasnya. (Dispenad)