Apel bersama Korps Wanita TNI yang diselenggarakan pada tanggal 21 April 2014 bertempat di Lapangan Udara (LANUD) Pattimura Laha bertepatan dengan peringatan hari kelahiran R.A. Kartini, salah seorang pahlawan dan tokoh wanita pejuang ”emansipasi”.
Oleh sebab itu, Apel Bersama Korps Wanita TNI ini kiranya dapat dijadikan sebagai momentum untuk mawas diri atau mengevaluasi kembali, sejauh mana kiprah, perjalanan sejarah, pengabdian dan perjuangan Wanita TNI di masa yang lalu. Selanjutnya, digunakan sebagai bahan instrospeksi untuk dapat meningkatkan, memperkuat spirit dan motivasi, serta komitmen pengabdian di masa yang akan datang, untuk
berperan dan berkarya nyata bagi kelangsungan dan keberhasilan pembangunan nasional. Tidak sedikit pula, kaum wanita yang berkarier gemilang dalam berbagai aspek kehidupan, yang sejajar bahkan melampaui kaum pria.
Kesemuanya itu menunjukkan, bahwa kaum wanita telah meraih kesempatan yang sama dengan kaum pria, namun demikian sebagai seorang wanita hendaknya selalu ingat akan kodrat kewanitaannya, Sedangkan pada sisi lain, juga harus memperteguh komitmen wanita sesuai dengan panggilan profesi masing-masing, yang bagi anggota Wanita TNI, adalah jati diri Sebagai prajurit Sapta Marga, Korps Wanita TNI memiliki tugas dan kewajiban yang sama, yakni melaksanakan dan menyukseskan tugas pokok TNI sebagai alat dan komponen utama pertahanan negara, yang artinya, setiap Wanita TNI juga harus senantiasa siap untuk melaksanakan tugas TNI, baik “Operasi Militer Perang” (OMP) maupun “Operasi Militer Selain Perang” (OMSP).
Salah satu jenis tugas OMSP, adalah tugas mengamankan dan menyukseskan rang-kaian agenda Pemilu 2014, baik Pemilu Legislatif, yang saat ini sudah memasuki tahapan penghitungan suara maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada bulan Juli nanti. Untuk itu, mari kita jaga konsistensi dan komitmen “Netralitas TNI” dalam Pemilu tersebut.
Pangdam XVI/ Pattimura Mayjen TNI Eko Wiratmoko berharap agar Korps Wanita TNI, khususnya yang ada di wilayah Maluku ini menyadari secara sungguh-sungguh, bahwa perjuangan emansipasi R.A. Kartini maupun para pejuang wanita lainnya, tidak pernah “meninggalkan” kodrat kewanitaaannya.
