TNI AD – Semarang. Untuk mengantisipasi kontinjensi selain perang di wilayah Kodam IV/Diponegoro tahun 2018 dan meningkatkan kepedulian dalam kesiapan operasional satuan dan instansi terkait. Maka Kodam IV/Diponegoro menggelar Sosialisasi Rentinkon Kodam IV/Diponegoro Tahun 2018.
Kegiatan dipimpin Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman dan dihadiri oleh Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI M. Sabrar Fadhilah, Kabinda Jateng dan DIY, Asisten Daerah I Jateng dan DIY, Kepala BPBD Provinsi Jateng dan DIY, serta para pejabat jajaran Kodam VI/Diponegoro. Bertindak sebagai pemapar materi sosialisasi Waasops Kasdam IV/Diponegoro Letkol Inf Heri Setiono.
Pada kesempatan tersebut Pangdam IV/Diponegoro menyampaikan bahwa aksi terorisme sampai saat ini masih menjadi salah satu ancaman bagi stabilitas keamanan nasional dan wilayah Jateng dan DIY. Karena kedua wilayah ini dianggap sebagai daerah strategis untuk dijadikan tempat persembunyian dan perekrutan jaringan teroris.
Indikasi tersebut ditengarai dengan adanya warga yang meninggal karena terkait teroris, penangkapan terhadap terduga jaringan teroris dan penggeledahan tempat persembunyian para pelaku teror. Disamping itu ditemukan masih adanya berbagai aksi teror yang terjadi selama ini.
Menurut Pangdam, dalam rangka melakukan pengamanan secara menyeluruh. Maka dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan berbagai instansi seperti Polri, Pemda, Binda, BNPB dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Kesiapsiagaan merupakan kata kunci sekaligus tantangan dalam menghadapi kondisi yang tidak terduga dan dalam keadaan darurat’, ungkap Mayjen TNI Tatang Sulaiman.
Disisi lain, dengan melihat perkembangan situasi di Provinsi Jateng dan DIY yang menjadi barometer stabilitas nasional. Maka perlu mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin terjadi di wilayah Jateng dan DIY. Ancaman yang dimaksudkan diantaranya meliputi bencana alam, aksi terorisme, dan konflik sosial serta kemungkinan ancaman terhadap keamanan VVIP.
Terkait ancaman bencana alam, wilayah Jateng dan DIY merupakan daerah rawan bencana alam. Kejadian tersebut bisa disebabkan murni karena faktor alam maupun faktor non alam/ulah manusia, yang dapat menimbulkan kerugian materiil maupun personel serta mengakibatkan penderitaan masyarakat.
Diakhir sambutannya, Pangdam juga menyampaikan hal yang tak kalah penting dan menjadi perhatian kita dalam pengamanan adalah ancaman terhadap VVIP dan konflik sosial yang dipicu oleh isu politik, SARA dan yang lainnya.