JAKARTA, tniad.mil.id,- Kepala Distrik Muara, Yamoben Wonda, merasa beruntung, karena berkat kehadiran Satgas Yonif Raider 514/SY, proses mediasi peristiwa meninggalnya salah seorang warga akibat kecelakaan, dapat berlangsung dengan damai secara adat.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif R 514/SY, Mayor Inf Danang Biantoro, S.I.P, M.Si, dalam keterangan tertulisanya di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Rabu (14/8/2019).
Diungkapkan Dansatgas, kecelakaan truk yang terjadi pada tanggal 1 Agustus 2019 lalu telah mengakibatkan meninggalnya salah satu warga Mewuluk yang diangkut dalam truk itu.
“Salah satu penumpang meninggal di lokasi kejadian. Sesuai adat, jika ada yang meninggal maka pengemudi harus bayar denda atau menyelenggarakan upacara bakar batu,” ujar Danang.
Mendengar informasi terjadinya kecelakaan dan memakan korban, lanjut Danang, Pabintal (Perwira Pembina Mental) Satgas yaitu, Lettu Arh Sandi Wastu, beserta anggotanya berinisiatif untuk membantu mediasi agar musyawarah berjalan lancar dan damai.
“Alhamdulillah, setelah dibantu mediasi Pabintal, proses musyawarah bisa berlangsung dengan damai, sehingga potensi konflik antar kedua kampung yang berada di wilayah binaan Satgas dapat terhindarkan, dan Ketua Kampung Mewulok sepakat untuk diselesaikan secara adat, yaitu upacara bakar batu,” tandasnya.
“Upacara bakar batu, merupakan upacara tradisional yang sangat penting bagi masyarakat disini. Tidak hanya untuk mendoakan, namun juga banyak nilai-nilai yang terkandung dalam acara tersebut, yaitu kebersamaan dalam rasa satu nasib sepenanggungan serta nilai-nilai luhur lainnya,” imbuhnya.
“Saat upacara bakar batu yang dilaksanakan di Distrik Muara, Satgas pun turut hadir ditengah-tengah warga,” ucap Danang.
Terpisah, saat menghadiri upacara bakar batu, Yamoben Wonda selaku Kepala Distrik Muara, menyatakan dirinya merasa puas dan senang karena dengan kehadiran anggota Satgas dapat membantu menyelesaikan permasalahan di kampungnya.
“Beruntung dengan kehadiran Bapak-bapak dari TNI dapat menjadi penengah sehingga musyawarah dapat dilakukan dan memperoleh hasil yang memuaskan kedua belah pihak, yaitu diadakanya acara bakar batu hari ini, sebagai wujud penghormatan adat istiadat di Tanah Papua,” pungkasnya. (Dispenad)