POS KUPANG.COM, ATAMBUA–Jajaran TNI dari Batalyon Infantri (Yonif) 742/Satya Wira Yudha (SWY) yang kini menjadi pasukan Satgas Pamtas RI-RDTL, memiliki kepedulian tinggi terhadap warga perbatasan. Salah satu upaya untuk pemberdayaan warga perbatasan, jajaran TNI memberikan pelatihan pembuatan tempe dan tahu, juga sedang merilis album rekaman tentang perbatasan RI-RDTL.
Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL, Letkol (Inf) Fransiscus Ari Susetio, di Atambua, Jumat (1/8/2014), menuturkan, kehadiran jajarannya di perbatasan RI-RDTL, tidak hanya mengamankan NKRI semata, tetapi punya kepedulian kepada warga. Masih banyak warga yang hidupnya masih memrihatinkan sehingga mendorong jajaran TNI untuk mengangkat warga dari keterpurukan hidupnya.
Untuk itu, katanya, dengan bekal keterampilan yang ada pada prajuritnya, mereka mencoba mengajarkan keterampilan dengan memanfaatkan potensi alam yang ada.
“Sebelum tiba di wilayah batas, kita sudah agendakan progam yang dekat dengan masyarakat. Di Inbate, Kabupaten TTU, warga dilatih untuk membuat tempe tahu. Juga ada pengajaran di bidang pendidikan. Sekarang ini lagi persiapan album rekaman. Semoga bisa selesai pada waktunya,” tuturnya.
Menurutnya, tujuan agar warga diberi perhatian sekaligus membangkitkan semangt juang dalam hidupnya. Syairnya tentang nilai kebangsaan juga kemasyarakatan. Kebersamaan dengan warga diangkat dalam syair lagu dan pasti akan berdampak positif. Ini bentuk kecintaan TNI kepda warga di daerah perbatasan.
Salah satu rohaniwan Katolik di Lamaknen, Romo Inosentius Nahak Berek, Pr, mengakui kalau keberpihakan jajaran TNI, khususnya Yonif 742/SWY sangat nyata. Ini terlihat juga di wilayah Lamaknen Selatan.
“Kehadiran Yonif 742 menguntungkan warga. Ada pembersihan lingkungan, pembagian baju layak pakai, juga membantu kegiatan warga bila dibutuhkan. Kekompakan ini perlu dibangun agar suasana persaudaraan tetap dijaga selamanya,” harap Romo Ino. (yon & Editor: Ferry_Ndoen)