Perwira TNI AD di lingkungan Divisi Infantri 2 Kostrad, Singosari, Kabupaten Malang bakal diwajibkan berbahasa Inggris. Isyarat itu diungkapkan Panglima Divisi (Pangdivif) 2 Kostrad, Mayjen TNI Agus Kriswanto, usai melakukan kerja sama dengan The British Institute (TBI) Malang, Rabu (16/4/14).
“Kita memang sudah melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga kursus bahasa Inggris di Malang. Namun tidak ada yang sampai tuntas. Sekarang kita coba lagi dengan TBI ini untuk memberikan keterampilan berbahasa Inggris bagi anggota TNI di lingkungan Divisi Infantri 2 Kostrad Singosari ini,” kata Mayjen (TNI) Agus Kriswanto.
Menurut Pangdivif 2 Kostrad, pelatihan berbahasa Inggris bagi perwira TNI itu merupakan kesadaran yang tidak bisa terhindarkan. Alasannya, pada era globalisasi dan informasi ini, bahasa Inggris sudah menjadi tuntutan dan kebutuhan. Terutama bagi para perwira TNI Divisi 2 Infantri Kostrad. Sebab, pertukaran dan kegiatan yang harus diikuti TNI sebagian besar berlevel internasional.
Makanya, dia tidak akan mewajibkan para perwira TNI tersebut untuk mengikuti pelatihan Bahasa Inggris. Namun, dia sangat yakin, para perwira anggota TNI Divisi 2 Infantri Kostrad akan mearasa berkewajiban untuk melatih dan mengasah kemampuannya berbahasa Inggris.
Untuk itu, kata dia, perlu ada wadah khusus untuk pembelajaran dan pembiasaan bagi perwira anggota TNI Divisi 2 Infantri Kostrad ini. Wadah itu, kata dia, akan disediakan di Markas TNI Divisi 2 Infantri Kostrad, di Singosari.
“Jadi, nanti kita sifatnya akan mengundang para instruktur dari TBI ini untuk memberikan pelatihan secara formal, tapi santai pada seluruh perwira anggota TNI Divisi 2 Infantri Kostrad ini. Model pembelajarannya bisa sambil makan-makan. Yang penting mereka bisa berbahsa Inggris,” katanya.
Pembelajaran bahasa Inggris akan dilakukan minimal dua kali dalam seminggu Pangdivif 2 Kostrad berharap, para perwira TNI Divisi 2 Infantri Kostrad ini bisa memanfaatkan moment dan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Untuk angkatan pertama ini, peserta dibatasi sebanyak dua kelas. Masing-masing kelas, maksimal sebanyak 15 orang. Harapannya, agar proses pembelajaran dan pelatihan berbahasa Inggris itu bisa berjalan efektif. “Sehingga, hasilnya maksimal, seperti yang diharapkan,” pungkasnya saat menghadiri launching TBI di Malang.
Saat launching TBI di Malang, Rabu (16/4/2014) memang cukup istimewa. Hampir seluruh pimpinan lemabaga formal di Malang hadir. Bahkan, selain Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Agus Kriswanto, Rektor UM dan Bupati Malang, Rendra Kresna serta Walikota Malang, HM Anton hadir dalam acara tersebut.