PALU, tniad.mil.id – Sebanyak 346 personel TNI-Polri berhasil mensterilkan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dari kerumunan para pengungsi yang ingin keluar dari kota Palu, pasca bencana gempa bumi dan tsunami berkekuatan 7,7 skala richter yang telah mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 lalu.
346 personel TNI-Polri yang mengamankan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Selasa (2/10/2018) berasal dari tiga satuan yaitu 100 personel Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 700/Wira Yudha Cakti, 146 personel Paskhas dan 100 personel Kepolisian.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufri saat ini sudah kembali normal untuk digunakan sebagai tempat pendaratan dan penerbangan pesawat sipil dan militer, yang membawa bantuan berupa makanan dan obat-obatan bagi warga masyarakat korban bencana.
Sekarang ini, Bandara Mutiara Sis Al-Jufri diprioritaskan bagi pesawat militer pembawa para korban luka akibat bencana, yang akan dirujuk berobat atau dirawat di luar Kota Palu. Para pengungsi yang sebelumnya memadati Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, telah difasilitasi pemerintah untuk menggunakan transportasi laut. Terkait itu, TNI telah menyiapkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar 590 untuk membantu para pengungsi meninggalkan Kota Palu menuju ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Selain menggunakan KRI dalam mengangkut pengungsi, pemerintah juga telah menyediakan Kapal Pelni untuk membantu masyarakat korban gempa bumi dan tsunami yang hendak keluar Kota Palu.