Skip to main content
Akademi Militer

Akademi Militer Gelar Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk

Dibaca: 187 Oleh 15 Nov 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Bertempat di lapangan SD Kartika Panca Arga I, Akademi Militer mengadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Bonex dari Bantul Yogyakarta. Adapun bintang tamu yang ikut memeriahkan acara tersebut adalah pesinden Agnes Serfozo berasal dari Hungaria. Pagelaran wayang kulit dengan lakon Pendadaran Siswo Sokalimo ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-59 Akademi Militer tahun 2016. Pagelaran wayang kulit dimulai pukul 21.00 WIB, Jumat (11/11/2016) malam sampai dengan pukul 03.00 WIB Sabtu (12/11/2016) dini hari.

Hadir pada acara tersebut Gubernur Akmil Mayjen TNI Arif Rahman, Wagub Akmil Brigjen TNI Wisnoe PB., para pejabat Distribusi, segenap anggota organik Militer maupun PNS Akmil, pejabat Pemerintahan Kota Magelang, pejabat Pemda Magelang dan warga masyarakat Magelang.

Dalam sambutannya Gubernur Akmil mengatakan bahwa Wayang Kulit adalah suatu seni budaya Indonesia asli yang mencerminkan tingkat peradaban tinggi, mengandung ajaran falsafah dan moral luhur, penuh dengan tuntunan spiritual serta sarat dengan pesan etika, estetika dan ketaqwaan bagi para pemirsanya. Lebih lanjut Gubernur Akmil menjelaskan bahwa wayang kulit sebagai masterpiece of oral and intangible heritage of humanity (Karya agung warisan umat manusia yang disampaikan secara lisan dan sangat luar biasa) ini telah diakui dunia. Pengakuan tersebut telah diumumkan oleh UNESCO sebagai Badan PBB yang menangani masalah-masalah kebudayaan pada tanggal 7 November 2003. “Sebagai warga negara yang memiliki budaya tersebut, kita wajib ikut melestarikan wayang kulit”, pesan Gubernur kepada pemirsa yang hadir.

Baca juga:  Aslog Kasad Beri Bekal Kepada Taruna TK IV Akmil

Pagelaran wayang kulit dengan lakon Pendadaran Siswo Sokalimo menceritakan tentang Pendeta Drona yang mengadakan pendadaran di Padepokan Sokalima. Pendadaran tersebut diselenggarakan untuk mengetahui kemahiran para siswanya (Pandawa dan Kurawa). Pendadaran dilakukan dengan cara bertanding dengan menggunakan ketangkasan dan keahlian masing-masing dengan aturan main tidak boleh didasari rasa dendam dan boleh menyakiti tetapi tidak boleh membunuh. Dalam ceritanya Siswa Sokalimo menunjukkan kemampuannya untuk bisa diakui dan saling mengalahkan. Disertai dengan cerita yang menunjukkan sifat dasar manusia yaitu haus kekuasaan, kebencian, ketidakpuasan dan iri menjadikan pagelaran wayang kulit tersebut menjadi sangat menarik untuk diikuti. Apalagi diiringi lengkingan suara pesinden asing, membuat pemirsa kagum betapa kayanya Indonesia akan budaya, sehingga menarik orang-orang asing untuk mempelajarinya. (Penhumas Akmil)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel