16 Agustus 2014 | 22:23 wib, KENDAL, suaramerdeka.com – Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Sunindyo bangga kepada masyarakat yang bisa membaca dan menulis dengan mengikuti program Pengentasan Bebas Buta Aksara yang diselenggarakan Kodam IV/Diponegoro dengan Pemerintah Daerah.
“Yen bisa maca, bisa weruh donya (kalau bisa membaca bisa melihat dunia-red.). Yen bisa ngitung ora kena penthung (kalau bisa menghitung tidak kena pentung-red.). Jadi, masyarakat tidak lagi ditipu yang lain. Kalau semua bisa baca dan hitung-hitungan, Jawa Tengah makin maju, Indonesia makin hebat,” ungkap Mayjen TNI Sunindyo pada Monitoring Program Pengentasan Buta Aksara Kodam IV/Diponegoro yang berlangsung di Pendapa Kabupaten Kendal, Sabtu (16/8).
Pada kesempatan ini juga disampaikan ucapan terima kasih kepada para tutor dan masyarakat yang telah antusias dalam mensukseskan program Pengentasan Bebas Buta Aksara.
Hal senada juga disampaikan Komandan Kodim 0715/Kendal Letkol Kav Wiratno SH. Menurutnya, kegiatan pemberantasan buta aksara dilakukan untuk membantu pemerintah daerah dalam menurunkan angka buta aksara di pedesaan, daerah terpencil dan tertinggal. Dengan begitu masyarakat juga dapat berperan aktif dalam pembangunan dan menyelesaikan tantangan yang ada di wilayahnya.
“Di Kabupaten Kendal pengentasan buta aksara diberikan pada 630 orang yang tersebar di 13 kecamatan,”jelasnya.
Wiratno menambahkan, adapun metoda pembelajaran yang digunakan yakni teori dan praktik membaca, menulis dan berhitung. Materinya disesuaikan dengan kurikulum keaksaraan dasar, antara lain mengenal huruf dan angka, kecakapan baca, tulis, hitung, serta pemahaman cinta tanah air dan bela negara.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan yang diselenggarakan Kodam IV/Diponegoro. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kerja sama yang mesti terus didorong untuk mendukung program pembangunan. Apalagi di tengah persaingan global yang semakin ketat di mana ketertinggalan harus dikejar dengan cepat. Di satu sisi buta aksara ditemukan, tapi di sisi lain anak TK/SD juga pintarnya melebihi yang diperkirakan.
Agar dapat lebih cepat mengentaskan buta aksara, Gubernur meminta masyarakat yang sudah mahir membaca dikelompokkan dalam ikatan alumnus, yang selanjutnya mengajarkan pada mereka yang buta aksara tanpa menunggu program pemerintah maupun TNI.
“Jadi semacam ToT, training of trainers. Dinas bisa mengambil alih mendorong mereka menjadi pioner untuk menggelindingkan ini. Sinau mboten enten umure. Sampai tuwek teklek, sinau ampun mandek. Sehingga harapan menjadi baik. Donya muter cepet, nek nggak bisa maca diapusi,” tegas Ganjar.
Bupati Kendal dr. Widya Kandi Susanti MM mengakui masih ada masyarakat yang buta aksara. Untuk itu, menyambut baik pemberantasan buta aksara yang diprakarsai Kodam IV/Diponegoro. Program tersebut sejalan dengan Gerakan Kendal Cerdas, yang diharapkan dapat mencetak sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di era global. “Terlebih dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015,”katanya.
Usai acara penutupan, Pangdam IV/Diponegoro dan Gubernur Jateng menyerahkan surat keterangan kepada masyarakat yang telah berhasil mengikuti program Pengentasan Buta Aksara.
Hadir pada acara tersebut, Kapolda Jateng Irjen Pol Drs. Noer Ali, para Bupati Kendal beserta unsur FKPD, Komandan Kodim 0715/Kendal, Kepala Dinas Terkait, serta para alim ulama, tokohmasyarakat, tokoh pemuda dan LSM. (Yulianto/CN39/SMNetwork)