
Pelatihan Menyerupai Penataran P4
Kementerian Pertahanan, Kamis, tanggal 22 Oktober 2015 ini, memulai pelatihan perdana untuk pelatih inti atau pembina kader bela negara. Tahap awal, pelatihan bela negara akan dilaksanakan di 45 kabupaten/kota yang ditujukan untuk 4.500 calon pembina nasional.
Pelatihan akan berlangsung satu bulan di 45 ka bupaten/kota, ujar Kepala Badan Pelatihan dan Pendidikan Kemenhan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin, Rabu, tanggal 21 Oktober 2015, di Jakarta.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan meresmikan dimulainya program pelatihan bela negara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kemenhan, Jakarta. Sebanyak 45 kabupaten/kota tersebut di antaranya Bandung (Jawa Barat), Merauke (Papua), Makassar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat), Kupang (Nusa Tenggara Timur) dan Jakarta. Untuk melaksanakan program tersebut, Kemenhan menyiapkan anggaran Rp 45 miliar atau setiap kabupaten/kota menerima Rp 1 miliar. Dana itu untuk perekrutan dan pelatihan.
Di setiap kota, Kemenhan akan melatih sekitar 100 calon pelatih inti. Pelatihan akan banyak dilakukan di resimen induk komando daerah militer (rindam) di setiap daerah. Misalnya, di Jakarta, pelatihan bela negara akan dilaksanakan di Rindam Jaya, Jakarta Timur, dan kawasan Pusat Pemeliharaan Misi Perdamaian, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Terkait dengan materi pelatihan tersebut, kata Hartind, lebih diutamakan untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air, rela berkorban, sadar berbangsa dan bernegara, meyakini Pancasila sebagai ideologi negara, serta memiliki kemampuan awal dalam bela negara, baik secara fisik maupun nonfisik. Khusus untuk pelatih inti, mereka akan dibekali pengetahuan agar dapat menyebarkan ilmu yang didapatkan kepada kader bela negara di daerah. Secara garis besar, pelatihan itu lebih menyerupai penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Namun kami sudah menyesuaikannya dengan kebutuhan saat ini. Intinya, kami ingin membentuk warga negara yang setia dan siap berkorban bagi bangsa dan negara, tutur Hartind.
Dalam catatan, program penataran P4 merupakan program yang dicanangkan pemerintahan Orde Baru dengan tujuan meningkatkan wawasan dan penghayatan Pancasila. Program penataran P4 sudah dimulai sejak 1978 berdasarkan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978. Namun, program itu lalu dicabut dengan dikeluarkannya Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR No II/MPR/1978 mengenai P4 atau Eka Prasetya Pancakarsa dan penetapan terkait penegasan Pancasila sebagai dasar negara.
Penataran P4 sebelumnya ditujukan kepada semua elemen masyarakat, mulai dari pegawai negeri, tokoh masyarakat, mahasiswa hingga siswa. Program tersebut dilaksanakan selama 45 jam. Adapun bela negara akan melibatkan lingkungan pendidikan, pekerja dan masyarakat. Kurikulum pelatihan bela negara juga akan masuk dalam kurikulum pendidikan pada 2016. Kurikulum untuk para kader baru 80 persen rampung. Sebelum menyelesaikannya, kami akan berdiskusi dengan sejumlah pihak untuk menyempurnakan rancangan kurikulum, katanya
Pengamat pertahanan Universitas Indonesia, Edy Prasetyono, menyatakan pemerintah harus lebih dulu menjelaskannya sebelum resmi pelaksanaan program bela negara.
Mantan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menambahkan, pelatihan bela negara merupakan cara pemerintah memfasilitasi hak konstitusi warga negara yang sukarela ingin memberi andil dalam pembelaan negara. (Sumber: HU Kompas)