Prajurit Kostrad dengan kreatifitas dan inovasinya mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Seperti yang dilakukan Koptu Pramono, anggota pasukan Satgas Pamtas RI-RDTL dari Yonif Raider 321/Galuh Taruna Kostrad mampu menggebrak dan menyulap tanah tandus di sekitar Pos TNI Manamas menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan.
Koptu Pramono yang bertugas di Pos Manamas, Kec. Naibenu, Kab. Timor Tengah Utara, NTT tersebut, setiap hari rutin meratakan gundukan-gundukan tanah di sekeliling pos dengan mencetak batu bata merah.
Di awal usahanya banyak warga yang menyangsikan, tetapi karena keuletannya, Koptu Pramono mampu membuat para warga pemilik lahan disekitar pos TNI angkat topi.
“Pak tentara ini telah merintis kerja baru disekitar lokasi ini. Kami tidak tahu bahwa tanah ini bisa dibuatkan jadi bata merah yang sebelumnya kami terlantarkan,” ungkap Zakarias Elu salah seorang warga Manamas.
Zakarias juga menuturkan bahwa dirinya dan warga sekitar terinspirasi atas keuletan salah seorang anggota TNI yang bernama Koptu Pramono, karena dia telah menunjuk jalan ekonomi baru bagi warga setempat. “Saya akan menyumbang kayu bakar untuk membantu dia dalam membakar sekitar belasan ribu buah bata merah tersebut,” tuturnya.
Karena kedisplinan dan keuletan Koptu Pramono, Camat Nai’benu, Bapak Lorenzo Colo mengatakan bahwa Koptu Pramono adalah tentara yang banyak kreatif dan mampu beradaptasi. Menurut Lorenzo Colo, prajurit TNI tersebut mampu mengembalikan anggapan warga bahwa TNI itu menakutkan tetapi pada dasarnya TNI itu sangat membantu warga sekitar.
“Saya berharap teman-teman TNI dapat meneladaninya untuk bahu membahu membangun negeri ini dari pinggiran”, harapnya.
Sementara Koptu Pramono yang ditemui ditempat karyanya mengakui hanya iseng mengisi waktu kekosongan di Pos TNI.
“Saya adalah seorang anggota pasukan di garis batas negara yang bertugas mengawal perdamaian, juga siap memberikan talenta yang saya miliki,” tegasnya.
Koptu Pramono menuturkan bahwa struktur tanah disekitar pos sangat cocok untuk membuat bata merah, kemudian dirinya memutuskan untuk memcetak ketika ada waktu senggang.
“Hasil dari ini akan saya sumbangkan sekian persen untuk kebutuhan warga, seperti untuk membuat pusara leluhur atau kamar mandi bagi warga Desa Manamas dan Desa Benus.
Sedangkan separuh dari bata ini akan saya jual untuk kebutuhan beberapa adik pelajar yang terkadang datang membantu mencetak tanah”, kata Koptu Pramono. (Pen Kostrad).