JAKARTA, tniad.mil.id – Kunjungan kehormatan Commander of The Royal Netherlands Army (Panglima AD Belanda) Letjen Leo Beulen kepada Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa merupakan tindak lanjut dari disahkannya Undang-Undang Kerja Sama (Kerma) Pertahanan Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda.
Hal tersebut disampaikan Kadispenad Brigjen TNI Candra Wijaya dalam rilis tertulisnya kepada setelah kegiatan Courtesy Call tersebut di Ruang Tamu Kasad, Mabesad, Jalan Veteran No.5, Jakarta, Senin (4/3/2019).
Diungkapkan Kadispenad, UU Kerja Sama Pertahanan dengan Belanda sendiri resminya adalah UU Nomor 11/2018 tentang Pengesahan Nota Kesepahaman antara Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda tentang Kerja Sama Terkait Pertahanan.
“Meski disahkan oleh DPR baru pada tanggal 2 Oktober 2018, namun, kerja sama pertahanan ini sudah ditandatangani pada 4 Februari 2014 di Den Haag, Belanda,” terang Candra Wijaya
Untuk diketahui, ketika itu Nota Kesepahaman yang melambangkan hubungan Bilateral yang lebih kuat antara Indonesia dan Belanda tersebut ditandatangani oleh Menhan RI, Purnomo Yusgiantoro, dan Menhan Kerajaan Belanda, Jeanine Hennis-Plasschaert.
“Beberapa kerja sama yang berkaitan dengan kepentingan TNI AD dan diatur di dalamnya (Nota Kesepahaman) antara lain tentang dialog strategis di antara kedua negara, pertukaran kunjungan, pemajuan Diklat terkait pertahanan, serta upaya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM),” tegas Candra Wijaya.
Jadi, lanjut Candra Wijaya, kunjungan kehormatan Panglima AD Belanda ini merupakan langkah maju dalam membangun kerja sama militer antara kedua Angkatan Darat, yang telah lama dirintis dan ditandai dengan kunjungan resiprokal beberapa pejabat tinggi TNI AD maupun AD Belanda.
“Terkait dengan kerja sama pertahanan RI-Belanda, bagi TNI AD, momen ini merupakan kesempatan baik untuk menindaklanjutinya atau dalam arti kerja sama (pertahanan) TNI AD dan AD Belanda telah memiliki payung hukum yang kuat,” tandasnya.
“Namun demikian, sebagai negara yang berdaulat, TNI AD selalu mengedepankan prinsip kesetaraan, kepercayaan, dan saling menghormati. Ini perlu dipahami agar (kerja sama) dapat bertahan lama,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Candra Wijaya mengatakan, pada dasarnya Kerma Bilateral dan Multilateral yang dibangun Indonesia merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan Capacity Building _ serta wadah untuk mewujudkan _Confidence Building Measure guna menghadapi isu-isu pertahanan keamanan yang berkembang saat ini.
“Sebagaimana lingkup dalam Nota Kesepahaman dan Undang-Undang, maka peluang kerja sama Bilateral yang dapat dikolaborasi oleh kedua Angkatan Darat antara lain di bidang pendidikan, latihan, intelijen, pengembangan industri pertahanan, dan pelestarian sejarah militer,” jelasnya.
Akan tetapi, untuk menjajaki dan mempersiapkan program Kerma tersebut, menurut Kadispenad, masih perlu dilaksanakan melalui kegiatan Army to Army Staff Talks dan pertukaran kunjungan terlebih dahulu.
“Termasuk, rencana tentang pendidikan tinggi bagi para perwira TNI AD di Belanda, perlu dimasukan dan dibahas dalam Army to Army Staff Talks tahun 2020., juga tentang peningkatan kemampuan personel kesehatan militer dalam hal penanggulangan bencana,” ujar Candra Wijaya.
“Ini penting, agar langkah kerja sama semakin terarah, membangun kemitraan yang konstruktif dan saling menguntungkan kedua belah pihak serta dapat berkontribusi dalam upaya kolektif untuk mewujudkan dan memelihara perdamaian dan stabilitas keamanan di tingkat regional dan global,” tambahnya.
Secara umum, pertemuan antar para pejabat nomor satu di Angkatan Darat berlangsung dengan penuh akrab, hangat dan santai.
“Pada pertemuan tersebut, Kasad mengucapkan terima kasih atas kunjungan ini dan harapan semoga kerja sama antara kedua pihak dapat segera terwujud,” pungkasnya..
Turut hadir dalam acara tersebut, Aspam Kasad Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad, Sesdispenad Kolonel Caj Drs. Agung Zamani, M.Sc, Paban Hublu Spamad Kolonel Arm Immer H.P. Butar-Butar, S.I.P., dan Atase Darat RI di Den Haag Kolonel Arm M. Lufti, serta Atase Pertahanan Belanda di Jakarta Captain (Navy) Cor Kuiper. (Dispenad)