(Prambanan) – Secara umum di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta masih tergolong tinggi angka penderita Deman Berdarah Dengue yang biasa orang menyebutnya DBD. Dan masyarakat pada umumnya masih menganggap biasa – biasa saja terhadap ancaman betapa berbahayanya jika terlambat dalam menangani korban yang menderita sakit akbiat gigitan Nyamuk Aedes Aegypti maka dalam kesempatan ini Danramil 09/ Prambanan Kapten INF Kusno sangat mendukung Program dari Puskesmas Prambanan yang berupaya untuk memberantas penyakit serangan dari Nyamuk Aides Aegypti.
Dalam upaya mencegah berkembangnya Nyamuk Aedes Aegypti Puskesmas Prambanan mencanangkan dengan pola STRATEGI PERANG UNTUK MEMBASMI NYAMUK MENUJU KAWASAN BEBAS JENTIK dan dalam pelaksanaan upaya mencegah serangan penyakit DBD yang rencananya akan dimulai pada pertengahan bulan Agustus dan Pihak Puskesmas Prambanan bekerja sama dengan para Babinsa dan para Kepala Dukuh serta para Kader yang selama ini telah membantu Puskesmas yang berada di wilayah Padukuhan di setiap Desa di wilayah Kecamatan Prambanan.
Memang selama ini pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman telah berupaya untuk mencegah terjangkitnya penyakit DBD di wilayah Kabupaten Sleman dengan pola melakasanakan Fogging atau yang biasa dilaksanakan Penyemprotan di setiap Kecamatan, akan tetapi Fogging itu rupanya tidak menjamin semua nyamuk mati dan hasilnya adalah hanya sekitar 60 % ( Enam puluh persen ) karena ada beberapa kelemahan dari Fogging tersebut yang pertama adàlah Tidak semua rumah mau untuk dilakukan ogging, kedua pelaksanaan fogging biasanya dilaksanakan pagi hari setelah Matahari sudah terbit sehingga Nyamuk sangat mudah untuk berpindah tempat yang lebih aman, dan sebaiknya Fogging dilaksanakan pada pagi hari sebelum Matahari terbit dimulai pada pukul 04.00 wib dan selesainya sebelum Matahari terbit hingga hasilnya akan lebih maksimal.
Dalam kesempatan ini Danramil 09/ Prambanan Kapten Inf Kusno akan berbagi sebuah Pengetahuan sekaligus untuk mengingatkan kepada kita semua karena sejujurnya semua orang pastilah sudah sering mendengar bahkan juga sudah sering membaca tentang apa itu DBD.
Sebagai penyebab DBD adalah Virus Dengue yang ditularkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang biak di genangan air jernih di dalam maupun disekitar rumah, tidàk kontak dengan tanah , Ex Blungkang Mlumah, Pohon Pepaya Càbang ( Mlongo ) , Kaleng Bekas, Dongklak Bambu, cowek Mlumah dan bukan di Got atau Comberan.
Sedangkan yang dimaksud DBD Adalah salah satu penyakit menular yang bisa menimbulkan Wabah, Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue, pada manusia Virus tersebut ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes Aegypti. DBD bisa terjadi karena adalah ada 3 Faktor yang pertama adalah Faktor Manusia, kedua Faktor Nyamuk dan ketiga adalah Virus.
Ada beberapa gejala penyàkit DBD antara lain sbb: Mendadak panas tinggi Tampak Lemah Lesu, Nafsu makan turun, Nyeri pada sendi, kepala, perut dan Ulu hati. Pada hari ke 2 & 3 demam, & dapat timbul bintik – bintik merah pada kulit , Mimisan, Muntah darah & berak darah.
Sedangkan Ciri – ciri Nyamuk Aedes Aegypti sbb Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya, Bertelur setiap 2 hari sekali dengan jumlah 200 butir dan membutuhkan hemoglobin manusia untuk mematangkan telurnya, menggigit pada pagi dan sore hari ( dalam suasana hangat ) dan telur nyamuk bisa bertahan 6 bulan di tempat kering. Dan untuk jentik nyamuk bergerak aktif dalam air, posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air, gerakan jentik naik turun keatas permukaan air untuk bernafas.
Danramil berharap semoga bermanfaat dan kita semua dapat terbebas dari ancaman yang cukup berbahaya dari serangan Nyamuk Aedes Aegypti yang dapat membunuh siapa saja tanpa mengenal nama dan alamatnya. (Kodim Sleman)