Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Suko Basuki sebagai narasumber pada peserta Pelatihan Kepemimpinan Pemuda Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 yang diikuti oleh 40 peserta pelatihan terdiri dari Dispora Kabupaten/Kota Sumsel, Mahasiswa Se-Sumsel, Purna Paskibraka Sumsel, KNPI Sumsel, Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Desa Provinsi Sumsel, Karang Taruna Provinsi Sumsel dan Wirausaha bertempat di Hotel Fave Palembang yang dilaksanakan pada Kamis 9/7/2015.
Dalam kesempatan tersebut Komandan Korem 044/Gapo menyampaikan kuliah umum dengan judul “Pemuda sebagai Potensi Ketahanan Nasional Dalam Bela Negara”. Antusias dan atensi yang luar biasa dari para peserta pelatihan Kepemimpinan Pemuda Provinsi Sumsel untuk mendengarkan materi yang disampaikan oleh Danrem 044/Gapo. Bela negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam pasal 27 dan pasal 30 UUD 1945. Namun demikian harus disadari bahwa pasal-pasal tersebut belum terimplementasikan dengan baik.
Perang Proxy atau Proxy War adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal. Biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa nonstate actors yang dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan. Melalui perang proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan nonstate actors dari jauh. Perang yang harus diwaspadai generasi muda saat ini bukanlah perang secara fisik, tapi justru perang dua kekuatan besar yang tidak saling berhadapan, namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Perang ini dikenal dengan nama Proxy War.
Selanjutnya Danrem 044/Gapo berharap kepada para peserta pelatihan antara lain: pertama, jadilah agen-agen perubahan dengan terus mengikuti Banglingstra baik global, regional, maupun nasional. Kedua, jaga soliditas dan solidaritas sesama anak bangsa dan lebih khusus lagi sesama mahasiswa, guna mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, ketiga, tidak mudah terhasut oleh isu-isu menyesatkan, yang justru akan merugikan diri sendiri keluarga dan martabat mahasiswa sebagai kaum intelektual, keempat, jadilah mahasiswa yang kelak mampu menciptakan lapangan kerja demi terwujudnya pembangunan nasional, kelima, tingkatkan disiplin loyalitas dan semangat belajar agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu, keenam, pahami dan amalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan Universitas maupun keluarga, ketujuh, jaga kesehatan fisik baik jasmani maupun rohani serta hindari obat-obatan terlarang dan bentuk kriminalitas lain yang dapat mengancam jiwa dan martabat mahasiswa dan kedelapan, untuk mewujudkan harapan tersebut agar para mahasiswa harus selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SAW agar selalu mendapat perlindungan, rahmat dan ridhonya, demikian tegas Danrem 044/Gapo.