Skip to main content
Berita Satuan

Dua Kodam Strategis Kosong Kapuspen TNI: Khusus Kodam Jaya Tunggu Masukan dari Presiden

Dibaca: 7 Oleh 28 Jul 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Menyusul mutasi 84 perwira tinggi dan menengah Tentara Nasional Indonesia yang dilakukan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dua komando utama pembinaan dan operasional kewilayahan TNI Angkatan Darat yang strategis, yaitu Komando Daerah Militer Jakarta Raya dan Kodam I/Bukit Barisan, masih kosong dan belum ada penggantinya.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI M Fuad Basya, Senin, 27 Juli 2015  di Jakarta, menga­takan kekosongan jabatan khu­susnya di Kodam Jaya, terjadi karena Dewan Jabatan dan Ke­pangkatan TNI masih akan me­minta pertimbangan Presiden Joko Widodo.

Kita tahu, Kodam Jaya itu memiliki posisi penting dan strategis. Karena terkait pada pengamanan dan protokoler Pre­siden dan Wakil Presiden di Ibu Kota Jakarta, maka Wanjakti me­rasa perlu     meminta     masukan    dan    mendapat    pertimbangan Presi­den, kata Fuad.

Demikian pula Kodam I/Bukit Barisan, yang juga penting dan strategis karena membawahi em­pat provinsi, yaitu Sumatera Uta­ra,   Sumatera  Barat,  Riau,   dan   Kepulauan   Riau.   Tentu menunggu pertimbangan Presiden juga, ujar Fuad.

Baca juga:  Satgas Yonif 131 Siapkan Minuman Bergizi Bagi Anak Perbatasan

Menurut dia, meskipun belum ada penggantinya, pejabat yang lama tetap bisa merangkap ja­batan sebelumnya hingga terisi pejabat baru. Mayjen TNI Agus Sutomo (kini Panglima Ko­dam Jaya), misalnya, meskipun akan dilantik sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD, masih bisa merangkap Pangdam Jaya ka­rena tugas pendidikan dan la­tihan serta   doktrin    TNI  AD di  Kodiklat    ada   direktur    yang me­nanganinya. Begitu juga Mayjen TNI Edy Rahmadyadi. M eskipun di­lantik sebagai Panglima Koman­do Cadangan Strategis AD (Pangkostrad), yang bersangkutan bisa merangkap Panglima Kodam I/Bukit Barisan, ujar Fuad.

Fuad mengatakan, apalagi pe­rangkapan jabatan itu tak akan lama. Paling lama sebulan, tetapi bisa juga lebih cepat lagi, tutur­nya. Sebelumnya, dengan alasan penting dan strategis, pengamat militer dan kepolisian Aqua Dwipayana mempertanyakan alasan Panglima TNI mengosongkan ja­batan di Kodam Jaya dan Kodam I/Bukit Barisan.

Saat ditanya apakah keko­songan jabatan di dua kodam strategis itu karena ada tarik-menarik kepentingan politik, Fuad menepis hal itu. Tak ada po­litik-politikan. Politik TNI, ya, politik negara, katanya.

Baca juga:  Prajurit Yonif 143/Twej Tetap Berjaga Di Lokasi Bentrok Tulang Bawang Barat

Seusai mengikuti shalat Jumat bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Masjid Baiturrahim di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pekan lalu, Gatot yang ditanya pers soal rencana pergantian Ko­mandan Pasukan Pengamanan Presiden yang kini dijabat Mayjen TNI Andika Perkasa ke Pangdam Jaya menampik be­lum ada, belum ada, ujarnya.

Catatan Kompas, Wanjakti TNI tercatat baru menggelar rapat pada  Sabtu, 25 Juli 2015,  pukul 13.00 setelah ada surat masuk dari tiga Kepala Staf Angkatan pada Jumat dan Sabtu terkait dengan usul penempatan jabatan perwira tinggi ketiga angkatan.

Kinerja optimal

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Wuryanto mengatakan, mutasi di jajaran TNI AD merupakan upaya pembinaan organisasi TNI untuk meningkatkan kinerja TNI pada masa datang. Mutasi dan promosi dilakukan pada jabatan personel  di tingkat strata perwira tinggi TNI.

Di masa datang, tugas-tugas TNI sangat dinamis dan makin berat. Karena itu, mutasi itu di­harapkan dapat membuat kinerja TNI optimal, ujar Wuryanto da­lam siaran persnya.

Baca juga:  Jadilah Pemersatu dalam Kebhinekaan

Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/593/VII/2015 tanggal 25 Juli 2015, khusus di TNI AD tercatat ada 48 perwira dimutasi diantaranya Mayor Jenderal TNI Doni Monardo dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus digantikan oleh Brigadir Jenderal TNI Muhammad Herindra. Doni akan men­jadi Panglima Daerah Militer XVI/Pattimura Edy Rahmayadi diangkat menjadi Pangkostrad yang ditinggalkan Jenderal TNI Mulyono, yang kini menjadi KSAD. (Sumber: HU Kompas)

 

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel