Euforia kebebasan sebagai dampak pengaruh globalisasi menjadi ancaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kondisi ini harus diwaspadai bersama dan tidak boleh dianggap sepele. “Euforia kebebasan itu akan memecah-belah bangsa. Kebebasan yang kebablasan akan mengancam NKRI,” kata Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri), Jendral TNI (Pum) Agum Gumelar, pada pembukaan Musda ke-12 Pepabri se-Sulselbar, di Makassar, Kamis (22).
Agum memberikan gambaran bahwa beberapa waktu beredar selebaran yang meminta TNI keluar dari wilayah konflik Poso, Sulteng. Hal ini dinilai sebagai upaya-upaya untuk memecah-belah TNI dan Polri. Agum, seperti dikutip Antara, menyampaikan apresiasinya pada masyarakat Sulsel yang dinilai memiliki karakter yang unik dan dinamis.
Pada 1998 terjadi kasus kerusuhan yang dipicu terbunuhnya bocah oleh warga keturunan yang tidak waras. Ketika itu, pihaknya telah menemukan dua “mutiara” terpendam di tengah kecamuknya situasi kerusuhan. Seorang remaja belia yang berprofesi sebagai tukang becak, tidak ikut menjarah toko-toko seperti yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. (Sumber: Koran Jakarta).