
Kesan tentara yang keras, sangar dan galak tidak lagi melekat di dalam pandangan masyarakat. Hal ini terbukti dengan keberadaan Kopda Syarif Hidayatulloh dan Kopda Nasru yang mengabdikan dirinya sebagai guru disamping tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga perbatasan RI-RDTL yang tergabung dalam Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna Kostrad.
Menurut mereka bahwa menjaga perbatasan RI-RDTL merupakan tugas pokoknya, namun melihat situasi dan kondisi di wilayah tanggung jawab mereka, tepatnya di daerah Manusasi ada Sekolah dengan keterbatasan guru yang dimilikinya dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Atas dasar tersebut, Kopda Syarif dan Kopda Nasru merasa terpanggil untuk membantu dalam meningkatkan kecerdasan anak-anak sebagai generasi bangsa yang ada di perbatasan.
“Setiap hari Jumat pagi kami berangkat ke sekolah SD Katolik Manusasi. Kemudian kami berdua memberikan materi IPS, Geografi, PBB dan Bela Negara. Murid kami seluruhnya ada 70 orang”, ucap Kopda Syarif Hidayatulloh.
Kepala Sekolah SD Katolik, Agus Tinus menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan pengajar dari prajurit TNI yaitu Kopda Sayarif dan Kopda Nasru, dirinya mengaku sangat senang dan berterimaksih sekali, pasalnya mereka tidak kenal menyerah mengajarkan kepada anak-anak khususnya masalah disiplin dan kebangsaan.
“Kami sangat terbantu sekali mereka mampu merubah karakter dan mewarnai anak anak menjadi lebih disiplin dan semangat dalam menempuh cita citanya. Dengan adanya Satgas Yonif Raider 321/GT Kostrad, mereka selalu membantu di segala bidang terutama masalah pendidikan. Selama mengajar, mereka tidak pernah kenal menyerah untuk mengajari anak anak di SD Katolik Manusasi”, tegasnya.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa sudah menjadi panggilan jiwa setiap prajurit TNI untuk dapat mengabdikan dirinya dalam membantu mengatasi kesulitan masyarakat di sekelilingnya.
Berbuat terbaik, tulus dan ikhlas menjadi bagian dari motivasi dalam setiap pelaksanaan tugas. (PenKostrad)