JAKARTA,tniad.mil.id – Kegiatan pengawasan dan evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan TMMD, karena dengan adanya pengawasan secara langsung akan mencegah terjadinya penyimpangan ataupun penyalahgunaan dukungan terhadap program TMMD.
Hal tersebut disampaikan Inspektur Jenderal Angkatan Darat (Irjenad) Mayjen TNI Johny L.Tobing dalam pengarahannya pada kegiatan rapat koordinasi pengawasan dan evaluasi TMMD ke-103 Tahun 2018, di Mabesad, Jakarta, Senin (8/10/2018).
Irjenad mengatakan, kegiatan pengawasan dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan masukan dari Satgas tentang permasalahan yang terjadi di lapangan, sebagai bahan evaluasi kepada pihak terkait untuk pelaksanaan TMMD yang akan datang sekaligus untuk menunjang kegiatan agar dapat dapat berjalan dengan baik, lancar sesuai rencana, serta memperoleh hasil yang optimal.
“Ini perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang sudah dilaksanakan dan kendala apa saja yang dihadapi Satgas. Tentunya dengan diketahuinya hal tersebut dapat menjamin program ini berjalan dengan baik dan benar,”ujarnya.
Menurut Pati Koordinator Pengawasan dan Evaluasi PJO TMMD ini, program ini merupakan salah satu bentuk operasi bakti TNI, yang diselenggarakan secara terpadu, lintas sektoral khususnya antara TNI AD dengan Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Pemerintah Daerah, Polri, serta seluruh komponen bangsa lainnya.
“Dalam membantu akselerasi pembangunan di daerah/pedesaan yang dilakukan pemerintah, perencanaan secara bottom up dan terintegrasi dengan masyarakat mutlak dilakukan. Tidak hanya pembangunan fisik namun juga non fisik harus menjadi perhatian kita bersama,” kata Mayjen TNI Johny L Tobing.
Menurut Irjenad, keseimbangan pembangunan fisik dan non fisik dalam TMMD juga merupakan salah satu upaya dalam menyeimbangkan antara pembangunan kesejahteraan dan pertahanan keamanan.
“Dengan adanya keseimbangan hal tersebut maka kita akan semakin memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat yang secara otomatis guna menjamin keutuhan wilayah NKRI,” tegasnya.
Irjenad juga menjelaskan beberapa hal menonjol yang terkait dengan program TMMD sebelumnya yang perlu mendapatkan perhatian khusus diantaranya penggunaan alat berat dan kegotongroyongan masyarakat.
“Dari hasil Wasev sebelumnya, keterlibatan masyarakat masih kurang optimal sehingga beberapa berpengaruh terhadap pencapaian sasaran lainnya. Alat berat memang bisa mempercepat proses pengerjaan, namun disisi lain dapat mereduksi dan mengikis keterlibatan dan semangat gotong royong masyarakat,” terangnya.
“Kemudian, tidur dan makan bersama masyarakat di sekitar lokasi TMMD juga baru dilakukan di beberapa rumah saja sehingga tidak merata, sehingga personel Satgas belum membaur dengan masyarakat secara merata,”sambungnya.
Mayjen TNI Johny L.Tobing menegaskan, pelaksanaan pengawasan dan evaluasi TMMD ke-103 tahun 2018 akan dilaksanakan di 50 Satgas, yang pelaksanaannya dibagi dalam 2 gelombang, Wasev gelombang pertama dilaksanakan dari tanggal 29 Oktober – 13 November 2018, di 44 sasaran dan gelombang kedua dilaksanakan pada tanggal 28 November – 5 Desember 2018 di 6 sasaran.
“Kita harapkan agar Tim Wasev lebih mempersiapkan diri dengan baik, laksanakan koordinasi secara melekat serta lengkapi dengan berbagai piranti lunak yang tepat, kemduian dalam pelaksanaannya lakukan evaluasi secara komprehensif dari mulai tahapan perencanaan sampai pelaksanaan serta sinkronisasikan antar input dan output nya sesuai dengan target yang telah disepakati dengan bersama,”pungkasnya.