Ketersedian air untuk pertanian yang semakin menyusut akibat tidak turun hujan dalam beberapa bulan terakhir, membuat realisasi produksi belum tercapai karena beberapa kecamatan gagal panen atau puso seperti yang yang terjadi di Kecamatan Tanjungsari, Cariu, Jonggol, Sukamakmur, Tenjo dan Parungpanjang seluas 3.922 Hektar.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Bogor Hj. Nurhayanti saat panen raya padi program upsus pajale bersama Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal TNI Hadi Prasojo, Danrem 061/Sk Bogor Kolonel Inf Fulad dan sejumlah Muspika dan Muspida Kabupaten Bogor di kelompok bunga tanjung 2, Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kemarin
Dalam jangka pendek Pemerintah Daerah telah mencarikan solusi seperti Pompanisasi atau melakukan penyedotan air dari sumber air yang masih ada yaitu sungai-sungai yang debit airnya masih cukup dan telah dioperasionalkan pompa sebanyak 20 unit, untuk jangka panjang pembuatan sumur air tanah dangkal sebanyak 20 unit, pembuatan embung sebanyak 5 unit, pembuatan bendungan cijurey yang berlokasi di Kecamatan Sukamakmur, kata Bupati.
Bupati juga menyampaikan laporan pelaksanaan program upaya khusus padi, jagung, dan kedelai di Kabupaten Bogor periode Agustus 2015, sasaran luas tanam 95.200 Ha, sasaran produksi 553.9244 Ton, Sasaran luas Panen 91.520 Ha dan luas panen leuwisadeng 78 Ha serta sasaran produktivitas 60.52 Ha juga sasaran produksi benih 225 ton.
Realisasi luas tanam 80.430 atau 84,49 persen, realisasi Produksi 352.643 GKG atau 63.66 persen, realisasi luas panen 56.027 atau 53,92 persen, realisasii produktivitas 63.22 Ha atau 104,45 persen dan Realisasi Produksi Benih 271,5 ton atau 120 persen selanjutnya bantuan alsintan yang diberikan ke kelompok tani untuk mendukung upsus pajale, traktor dua sebanyak 168 unit, pompa air sebanyak 12 unit, rice milling unit 5 unit, combing harvester 15 unit, power threser 24 unit, alas panen 150 unit, pemipil jagung 8 unit, transplanter 21 unit, urainya
Sementara itu, Pangdam III/Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Hadi Prasojo menyampaikan, panen raya merupakan program TNI AD yang di laksanakan untuk pembinaan ketahanan pangan serta pendampingan kelompok tani dan juga salah satu penguatan wilayah teritorial dengan sistem alam semesta melalui pemberdayaan warga masyarakat.
Dengan panen raya ini kita tidak perlu mengimport pangan lagi, karena panen raya merupakan program TNI AD untuk menciptakan kemandirian sehingga para petani tidak lagi terobang abing oleh mafia pangan, ungkapnya. Hadi menambahkan, TNI AD siap membantu pembuatan waduk seperti di Jatigede dan juga membuat embung untuk mengatasi kekeringan yang menjadikan para petani gagal panen karena kurang mendapatkan pasokan air untuk persawahan mereka. TNI akan selalu mendukung dengan semaksimal mungkin sebagaimana tuntutan tugas dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, termasuk didalamnya mendukung swasembada pangan Indonesia, imbuhnya.
Sementara itu Danrem 061/Sk Kolonel Inf Fulad juga mengatakan, bahwa kesejahteraan, kestabilan dan keutuhan bangsa ini adalah tugas dan taggung jawab seluruh komponen bangsa Dengan hasil ini semua kita wajib bersyukur dan berbangga, serta kita berupaya pula agar adanya kesinambungan dengan kesejahteraan para petani itu sendiri. TNI berupaya membantu pula untuk berkomunikasi dengan pihak terkait (Perum Bulog) dalam merealisasikan itu semua, tegasnya.
Pada kesempatan panen raya tersebut Anggota DPR RI Komisi IV Ichsan Firdaus berkesempatan memberikan Handtracktor kepada para petani di Leuwisadeng. Turut hadir pula Direktur Komersial Perum Bulog Fadjri Sentosa, yang membeli hasil panen raya dari para petani. (Sumber: HU Pelita)