Surabaya – Kepala Staf Garnisun Tetap (Kasgartap) III / Surabaya, Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto membuka Pemeran Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) yang digelar di Kampus C Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Sabtu (5/9).
Dalam sambutan Komandan Garnisun Tetap (Dangartap) III / Surabaya, Mayjen TNI Sumardi yang dibacakan Kasgartap mengatakan, pameran yang akan berlangsung selama dua hari ini, digelar dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun TNI ke-70 sekaligus untuk menginformasikan dan menampilkan berbagai Alutsista yang dimiliki TNI kepada mahasiswa dan masyarakat luas. “Pameran ini juga merupakan wujud kesiapan TNI dalam mengemban tugas pokoknya, baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban atas anggaran negara yang dialokasikan kepada TNI,” katanya.
Pada pameran kali ini, berbagai jenis peralatan tempur, baik Alutsista buatan negara sahabat maupun Alutsista karya putra-putri anak bangsa, seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, termasuk Alutsista hasil modifikasi, rekayasa dan rancang bangun program penelitian dan pengembangan TNI baik dari TNI AD, AL dan AU, serta pemberdayaan industri pertahanan nasional turut serta ambil bagian.
Selain itu juga dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI, menuju tercapainya Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Forces (MEF).”Jajaran TNI secara bertahap akan terus memenuhi dan melengkapi satuan jajaran dengan Alutsista yang modern dan canggih. Modernisasi Alutsista ini diharapkan akan mengoptimalkan kemampuan TNI dalam mengemban tugas-tugas,” tuturnya.
Melalui kegiatan pameran Alutsista ini, diharapkan semakin memantapkan kedekatan antara TNI dengan rakyat. Sejarah telah mencatat dan membuktikan bahwa kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan strategi dan sekaligus kekuatan yang tak tertandingi dalam implementasi konsep sistem pertahanan rakyat semesta. Bersama rakyat, TNI akan semakin kuat dalam menjaga kedaulatan negara dan keutuhan NKRI.
“Ke depan, kita tidak hanya bersandar pada keunggulan teknologi peralatan perang, namun kita juga harus tetap memelihara dan memantapkan kekuatan pertahanan berbasis kerakyatan. Perpaduan teknologi senjata dan soliditas prajurit dengan rakyat menjadi senjata ampuh dan mampu menggandakan kekuatan pertahanan Negara,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unair, Prof Dr Muhamad Nasih menuturkan, tujuan utama TNI dan Unair sama yakni untuk mensejahterakan Indonesia dengan cara yang berbeda. “Kegiatan ini sekaligus peringatan Dies Natalis Unair ke-61, kami ingin TNI jangan mudah terpecah belah. Jika ada yang mengganggu TNI maka Unair akan siap membantu,” ungkapnya.
Ada beberapa kerjasama yang telah dijalin antara Unair dan TNI salah satunya pembuatan pesawat intai ground, membuat virus atau bakteri yang bermanfaat untuk menangkal bioterorizem. “Hasil vaksin bisa dimanfaatkan untuk menangani penyakit seperti flu burung. Karena ancaman keamanan bukan hanya dengan senjata canggih saja tapi bisa jadi dengan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang biologi,” tuturnya.
Pameran ini bukti keselarasan antara Universitas dan TNI, sebagai lembaga pendidikan Universitas harus bisa membantu pengembangan alutsista sehingga kedepan Indonesia tidak tergantung produk negara lain, “Moderenisasi alutsista wajib dilakukan. Semua untuk tujuan perdamaian bukan untuk perang,” imbuhnya.
Pada pemeran kali ini, Alutsista yang dipamerkan antara lain, Tank Leopard 2A4, Tank Marder, Tank Scorpion Canon 90, Tank Stormer, Panser Anoa, Panser Panhard, Panser Tarantula dan senjata tempur. Ada juga Stand radio komunikasi HT, Racal, PRC, dan Greentek, DF Manpack Panser Anoa 6×6 Jenis APC dengan senjata pelontar granat asap kaliber 66 milimeter (mm), Panser V-150 dengan senjata PSU dan coax 7,62 mm, Meriam M-48 buatan Yugoslavia dengan kaliber 76 mm, towed gun Meriam 57 mm S-60 tanpa AKT asal Rusia dengan kemampuan menyemburkan peluru hingga kecepatan 1.000 meter/detik.
Panser Tarantula buatan Korea Selatan dengan senjata utama kanon amunisi 90 mm dan coax dengan kaliber 7.62 mm, Machine gun SMB 12,7 mm buatan Rusia dengan kemampuan menyemburkan 300 peluru/menit, Senapan mesin serbu kaliber 5,56 mm buatan Belgia, Senapan mesin berat M2 Browning 50 mm buatan Amerika Serikat dengan kemampuan menyemburkan 550 peluru/menit.
Meriam saluting gun kaliber 75 mm buatan Swiss, Senjata laras panjang M16 (karbin) buatan Amerika Serikat, senapan SS1 V2 buatan Pindad, Pistol (hand gun) berbagai tipe baik buatan Indonesia maupun asing.