(10/10) Ambon Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan kuliah umum tentang Proxy War dan kesiapan pemuda dalam menghadapinya kepada mahasiswa di Gedung Auditorium Unpatti. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Maluku Prof. Drs. Said Assegaf, Pangdam XVI/Pattimura Mayor Jenderal TNI Meris Wiryadi, Aster Kasad Mayjen TNI Wiyarto, Kapolda Maluku Brigjen Polisi Murad Ismail, perwakilan para Rektor dan diikuti oleh sekitar 1.000 mahasiswa dari Unpatti, Unidar, UKIM dan IAIN Ambon.
Acara dibuka oleh Rektor Unpatti Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si. Dalam sambutanya, Rektor Unpatti mengatakan bahwa Kedaulatan tidak lagi di definisikan sebagai memagari negeri ini dari masuknya orang asing, dan selalu memenangkan kompetisi dan selalu waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang membahayakan kepentingan nasional, selain itu Beliau juga menjelaskan Biografi Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang salah satu riwayat jabatan militernya menunjukkan pernah menjadi Danyon 731/Kabaresi.
Sementara itu, KASAD dalam kuliah umumnya menyampaikan Perang Proxy atau Proxy War adalah perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh, jadi kita tidak tahu siapa lawan dan kawan kita, pada kesempatan tersebut Beliau menjelaskan tentang informasi penemuan situs Megalitikum Gunung Padang di Kabupaten Cianjur Jawa Barat yang apabila hasil penyelidikan fosil itu benar-benar diketemukan seperti Candi Borobudur di Magelang maka telah membuktikan bahwa Negara kita kaya akan keanekaragaman budaya, 70 % konflik dunia dilatar belakangi masalah energi dan energi tidak dapat diperbaharui tetapi tergantikan dengan energi hayati yang ramah lingkungan, pertumbuhan penduduk dunia dalam 6 tahun bertambah 1 miliar, Miletones 100 tahun menuju Indonesia emas dimulai pada tahun 1945-2045. Pada kuliahnya dijelaskan bahwa, berbagai macam konflik yang terjadi di berbagai macam Negara penyebabnya adalah masalah pangan. Negara Indonesia sebagai Negara ekuator yang memiliki berbagai macam persediaan pangan menjadi arena persaingan bagi kepentingan Negara non ekuator. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara perlu mengantisipasinya dengan baik agar bangsa Indonesia tetap utuh dan berdaulat sebagai suatu Negara.
Tidak menutup kemungkinan Negara non ekuator akan menyerang Indonesia dengan berbagai macam cara yang mungkin tidak kita sadari, bias dengan ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
Jenderal berbintang empat ini mengajak seluruh pemuda terutama mahasiswa sebagai calon pemimpin Indonesia di masa yang akan datang untuk menyadari hal ini dan mempersiapkan diri. Mari kita bersatu padu dan bersinergi untuk menyongsong Indonesia Emas. Mantan Pangkostrad ini sangat berkeyakinan bahwa “banyak generasi muda yang bisa menjadi Kesatria dalam menghadapi Proxy War karena Mahasiswa yang besar adalah orang yang terpelajar dengan derajat paling tinggi dibandingkan pelajar lainnya karena selalu menggunakan akal pikiran dan hati nurani pengawal tatanan masyarakat”tegasnya.