Skip to main content
Kodam VI/Mulawarman

Kasdam VI/Mlw Pimpin Upacara Penerimaan Tonting Yudha Wastu Pramuka

Dibaca: 57 Oleh 21 Des 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat
Kasdam VI/Mlw Brigjen TNI GE. Supit, S.Sos, beserta seluruh Perwira Jajaran Kodam VI/Mlw, Korem 091/ASN, Yonif 600/Raider, anggota Polri, Satpol PP, FKPPI, Pemuda Pancasila,  dan Pramuka ikut berjalan kaki mengiringi Peleton Beranting Yuddha Wastu Pramuka Jaya pada Etape terakhir dari Lawe-Lawe Kab. Penajam Paser Utara menuju Kodim 0913/PPU dan memasuki finish di Stadion Utama Lapangan Sepak Bola Kab. Penajam Paser Utara, Sabtu (19/12).

Dengan langkah tegap nan perkasa Pasukan Tradisi Tonting memasuki lapangan upacara dengan senjata di pundak kanan dan membawa sebuah kelapa muda merupakan ciri khas pasukan TNI tempo dulu. Dengan terbelahnya kelapa muda yang diiringi dentuman senjata, selesai sudah kegiatan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya yang dimulai dari Lawe-Lawe Kab. Penajam Paser Utara menuju Kodim 0913/PPU dengan berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 5 Km.
Dalam amanat tertulis Danpussenif Kodiklat TNI AD Mayjen TNI Prihadi Agus Irianto yang dibacakan oleh Kasdam VI/Mlw menyampaikan ucapan ”selamat hari infanteri tahun 2015” kepada segenap Prajurit Korps Infanteri beserta keluarga dimanapun saat ini berada dan bertugas, disertai ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas pengabdian, keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai Prajurit dan satuan Korps Infanteri hingga saat ini, dalam mengharumkan nama baik Korps Infanteri dan mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat.
Salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah infanteri adalah peristiwa saat  menghadapi agresi militer belanda II tanggal 19 Desember 1948. dimana pada saat itu, panglima besar jenderal sudirman mengeluarkan perintah kilat no. 1/pb/d/1948 yang ditujukan kepada angkatan perang ri untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu perintah siasat no. 1/1948 tanggal 12 juni 1948, untuk melawan musuh dengan melaksanakan perang rakyat semesta dimana pasukan-pasukan yang hijrah melaksanakan aksi wingate (infiltrasi) dengan cara long mars kembali ke wilayah masing-masing dan membentuk wherekrise (kantong-kantong kekuatan) sebagai titik-titik kuat pertempuran gerilya.  bentuk dan siasat pertempuran yang digunakan tersebut merupakan taktik dan strategi prajurit infanteri untuk melanjutkan perjuangan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
Peristiwa perjuangan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, ditunjukkan saat menghadapi Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948. Peristiwa yang penuh Heroisme dan sarat jiwa pengabdian tersebut diawali dengan dikeluarkannya perintah kilat Nomor I/PB/D/1948 oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman yang intinya perintah kepada seluruh angkatan perang untuk melebur diri dalam satuan gerilya, dalam rangka melawan Belanda melakukan perang Gerilya.
Lebih lanjut Kasdam mengemukakan bahwa pemantapan jati diri TNI AD, merupakan keniscayaan yang harus dicapai dalam pelaksanaan Reformasi internal TNI. Jati diri itu bukan dimaknai sekedar sebagai tata nilai yang hanya menjadi ucapan semata, melainkan harus menjadi sebuah sistem kepercayaan dan nilai yang membudaya bagi diri setiap prajurit disatuan Infanteri.
Dari peristiwa tanggal 19 Desember 1948 tersebut kita mendapatkan nilai-nilai ketokohan, patriotisme, kepemimpinan dari seorang Panglima Besar Jenderal Sudirman, nilai kejuangan, profesionalisme keprajuritan dan sifat pantang menyerah serta nilai kemanunggalan TNI dengan rakyat yang harus selalu terpatri dalam jiwa, sikap dan tindakan setiap Prajurit Infanteri. untuk mengabadikan nilai-nilai tersebut, maka TNI AD menetapkan hari tersebut sebagai “ Hari Infanteri ” yang sampai  saat ini telah memasuki usia ke enam puluh tujuh tahun. Melihat sejarah ditetapkannya Hari Infanteri tersebut, maka peran, tugas dan fungsi TNI AD khususnya prajurit infanteri tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Bersamaan dengan rakyat menjadi bagian penting dan strategis dalam mendukung pencapaian tuntutan profesionalisme Prajurit dan Satuan Infanteri.
Peringatan Hari Infanteri ke-67 tahun 2015 ini mengambil tema: “Dilandasi semangat Yuddha Wastu  Pramukha, kita tingkatkan profesionalisme, militansi dan soliditas “bersama rakyat” sebagai landasan “kekuatan bela negara” dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD ”.
Baca juga:  Tahun Ini, Giliran Yonif 611/Awang Untuk Amankan Perbatasan RI-Malaysia

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel