Tuban ( 19/04 ). Pendidikan wawasan kebangsaan (Wasbang) sangat penting diberikan kepada generasi muda terutama mereka yang di usia pelajar, karena mereka adalah kader penerus bangsa yang bertugas mempertahankan Negara Kesatuan Rupublik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman dan gangguan. Untuk itu, Kepala Staf Kodim 0811/Tuban Mayor Inf Soko Edi Winarto, S.Sos memberikan pendidikan Wasbang kepada 50 orang perwakilan pelajar dan santri PC. IPNU-IPPNU Kab. Tuban di Aula Kantor DPC NU Jl. Diponegoro Tuban, pada Minggu 17 April 2016.
Menurut Kasdim 0811/Tuban Mayor Suko,wawasan kebangsaan merupakan kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa, khususnya untuk membangkitkan rasa dan semangat kebangsaan di kalangan pelajar dan santri, dan juga mendorong percepatan pencapaian tujuan dan cita-cita nasional dalam kerangka NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.“ Pendidikan wawasan kebangsaan ini sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara terutama kepada para pelajar dan santri, mereka tidak sekadar belajar agama dan menghafal Al-Qur’an saja, “ TuturKasdim.
Lebih lanjut Kasdim menyampaikan, kondisi wawasan kebangsaaan saat ini sudah mulai memudar. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa indikasi seperti merebaknya KKN di kalangan elit, rusaknya lingkungan hidup, illegal logging, serta merebaknya penyakit masyarakat misalnya judi, pornografi, pornoaksi, narkoba dan kriminialitas.
Suko juga menegaskan akan ancaman terhadap wawasan kebangsaan, mulai dari lemahnya penghayatan dan pengamalan agama, system sentralisasi masa lampau, kurangnya pemahaman kemajemukan bangsa, perilaku ekonomi negatif karena ketidakadilan, lemahnya penegakan hukum, lemahnya kemampuan budaya lokal dalam memfilter budaya asing yang negatif.
Dalam kesempatan yang sama,Kasdim juga menambahkan tentang fenomena Proxy War, perang yang merupakan sebuah konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti/pihak ketiga untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko pada kehancuran yang fatal, biasanya pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, aktor non negara yang dapat berwujud LSM, Ormas dan kelompok masyarakat atau perorangan.
“Singkatnya, Proxy War merupakan kepanjangan tangan dari suatu negara yang berupaya mendapatkan kepentingan strategisnya namun menghindari keterlibatan langsung suatu perang yang mahal dan berdarah,” pungkasnya.( Penrem 082/CPYJ )