Iskan, menjadi prajurit TNI sejak 1986, dia mengawali karir di TNI AD dari pangkat Prajurit Dua sebagai alumni Secata Kodam V/Brawijaya Magetan. Saat ini Iskan telah berpangkat Kapten dan selama tugas operasi Bhakti TNI TMMD ke-95 Kodim 1619/Tabanan ini Iskan menjabat sebagai Komandan SST-2 TMMD.
Selama berlangsungnya TMMD Iskan bersama beberapa anggota TNI lainnya tinggal di rumah pasangan suami istri I Wayan Widi, umur 58 dan 46 tahun, pekerjaan keduany Tani, beralamat di Banjar Bale Agung Desa Bantas Kecamatan Seltim. Pasangan itu dikaruniai 2 orang anak yakni I Wayan Wiyani (umur 34 th) yang juga bekerja sebagai Tani dan I Komang Rusgino (umur 23 th) seorang karyawan restoran di daerah Cangu Kuta Utara. Kakek Nenek itu memiliki 3 orang cucu yang juga tinggal bersama yakni I Wayan Agus (umur 13 th), I Kadek Suyani (umur 11 th) dan I Komang Adi (umur 8 th). Kehidupan mereka cukup sederhana, namun keceriaan tetap terpancar di lingkungan rumahnya terlebih dengan adanya anggota keluarga baru yakni Iskan, prajurit yang telah berusia senja bersama beberapa anggotanya yang hidup bersama mereka.
Saat dijumpai, tampak Iskan sedang menimang cucu Bapak Wayan Wid dan mengajak bermain sebelum Komang Adi mandi serta berangkat ke sekolah. Raut muka kerinduan terhadap anak-anak terpancar di wajah Iskan, maklum mungkin karena Iskan sendiri saat ini tidak bersama lagi anak laki-laki kebanggaannya yakni Arief Rachman yang beberapa tahun ini telah merantau ke Jawa. Arif sendiri sekarang telah menjadi Danton 2/3 Grup 1/Kopassus (Akmil 2014). Pengakuan Iskan, dulu setiap pagi dia selalu menyempatkan menggendong Arif kecil dari kamarnya menuju kamar mandi untuk selanjutnya dimandikan dan mempersiapkannya bersekolah, karena Arif kecil sangat sulit dibangunkan. Namun kini Arif bukan lagi miliknya, akan tetapi telah menjadi milik Bangsa dan negara sebagai seorang Perwira Baret Merah penerusnya. Kerinduan Iskan dengan anak seakan terobati selama Iskan tinggal di rumah Bapak Wayan Widi meski sebenarnya anak Iskan juga masih ada yang tinggal bersamanya di Denpasar yakni Ela Dwi Iskandhari S.M.Kep yang sehari-hari bekerja sebagai bidan di sebuah Puskesmas wilayah Badung.
Iskan berpendapat bahwa tuan rumah sangat baik, begitu membuka diri menerima anggota Satgas TMMD yang sehari-hari tinggal bersamanya dan bekerja bergotong royong dengan masyarakat menyelesaikan pembangunan Jembatan dan Jalan di Desa Bantas. Tuan rumah telah menganggap Iskan seperti keluarganya sendiri bahkan mereka tidak segan untuk meminta bantuan salah satu anggota Satgas mengantarkan anak-anak tuan rumah berangkat ke Sekolah sehingga Bapak Wayan Widi bisa lebih awal menuju sawahnya mencari nafkah. Kemesraan jelas telah terjalin dan inilah sebenarnya tujuan mengapa dalam TMMD ke-95 ini seluruh anggota Satgas diwajibkan untuk tinggal bersama rakyat, agar terjalin komunikasi, saling pengertian dan masyarakat ikut memiliki TNI karena TNI berasal dari Rakyat, akan berjuang bersama Rakyat dan bekerja semata-mata untuk kepentingan Bangsa dan Negara.