Saat ini ada tiga calon kuat untuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo. Calon-calon tersebut, tentu saja sudah dalam posisi mantap sebagai jenderal bintang tiga dan usia pensiunnya masih dua hingga empat tahun lagi.
Ketiga letnan jenderal tersebut, yakni: Sekjen Kementerian Pertahanan, Letjen Ediwan Prabowo (53 tahun); Wakil KSAD, Letjen M Munir (56 tahun); Pangkostrad, Letjen Mulyono (54 tahun).
Namun di luar tiga nama tersebut, terdapat nama-nama lain, seperti Dansesko TNI, Letjen Sonny Widjaja; Dankodikla-tad, Letjen TNI Lodewijk F Paulus; dan Irjen TNI, Letjen Syafril Mahyudin. Tetapi peluang ketiganya tipis, karena menjelang pensiun. Sonny akan pensiun Januari 2016. Lodewijk pensiun Juli 2015. Syafril pension April 2016.
Sehingga Presiden Joko Widodo hanya akan memilih tiga nama teratas; Ediwan, Munir, dan Mulyono, untuk memimpin Mabesad di Jalan Medan Merdeka Utara no 2, Jakarta. Mereka sudah cukup memiliki kemampuan untuk menduduiki posisi sebagai Kartika-1. Kecuali jika Presiden menentukan lain, seperti dalam kasus naiknya Marsekal Agus Supriatna sebagai KSAU. Hanya dua hari berpangkat marsekal bintang tiga, kemudian dipromosikan menjadi KSAU. Tetapi hal seperti itu sangat jarang terjadi di lingkungan TNI-AD.
Dari ketiga nama tersebut, Ediwan relatif lebih muda, lulusan terbaik Akmil 1984. Sedangkan Munir dan Mulyono sama-sama lulusan Akmil 1983. Jika Munir dan Mulyono berasal dari Korps Infanteri, maka Ediwan berasal dari Korps Artileri Medan (Armed).
Dalam sejarah Angkatan Darat, korps Armed belum pernah menjadi KSAD. Selain perwira Infanteri yang mendominasi, perwira Zeni tiga kali menjadi KSAD (GPH Djatikusumo, Try Sutrisno, dan Budiman). Sedangkan perwira Kavaleri adalah R Hartono. Akankah perwira Armed akan menjadi KSAD kali ini? Atau kembali lagi kepada perwira Infanteri? Hanya Presiden Jokowi yang memiliki hak prerogratif untuk menentukannya.
Dengan telah ditunjuknya Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggak Panglima TNI, maka aka nada mutasi besar-besaran di lingkungan TNI. Selain posisi KSADTtentu saja dalam waktu dekat pun akan ada posisi Wakil Panglima TNI yang kemungkinan besar akan diisi perwira tinggi dari TNI-AU. Tentu saja dengan alasan mengakomodasi TNI AU yang sebelumnya diperkirakan akan menjadi Panglima TNI.
Peluang terbesar untuk menjadi Wakil Panglima TNI, tentu saja ada pada diri KSAU Marsekal Agus Supriatna. Jika ini terjadi, maka kemungkinan Presiden Jokowi juga akan mencari calon KSAU.
Bagaimana dengan matra laut? Dengan rencana pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwil-han), kemungkinan besar posisi panglima Kogabwilhan untuk pertama kalinya akan dipercayakan kepada laksamana bintang tiga atau letnan jenderal marinir.
Kita tunggu saja, mutasi besar-besaran tersebut, termasuk mengisi posisi perwira tinggi bintang tiga yang segera memasuki masa pensiun tahun ini, seperti Sekretaris Menko Polhukam, Dankodiklatad.Terta Dansesko TNI. (Sumber: Republika)