Komandan Korem 061/Sk Kolonel Inf Fulad, S.Sos,. M.Si.,memberikan arahan dan memperkenalkan Mathematics Military Game (MMG) pada kepada seluruh anggota jajaran Korem 061/Suryakancana.
Korem 061/Sk menggandeng Presiden Direktur KPM Bapak Ridwan Hasan Saputra dan Klinik Pendidikan MIPA (KPM) untuk memperkenalkan sebuah permainan matematika yang dikenal dengan MMG kepada seluruh anggota jajaran Korem 061/Suryakancana
Danrem 061/Sk mengatakan Bersama Rakyat TNI kuat itulah yang dibutuhkan oleh TNI dan bangsa Indonesia saat ini dalam menangkal Proxy War. TNI yang kuat menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang semakin kukuh, sehingga dapat melindungi seluruh tumpah darah, segenap bangsa dan tanah air. TNI yang kuat tidak hanya mewujudkan Pertahanan negara yang kuat saja, tetapi juga melahirkan kekuatan yang sangat luar biasa pada Ketahanan seluruh komponen bangsa untuk tetap utuh dalam NKRI yang damai, aman, sentosa dan sejahtera.
Peran TNI saat ini tidak hanya sebagai penjaga negara untuk menghadapi serangan musuh dari luar tetapi juga harus siap membasmi dan mencegah serangan musuh dari dalam. Musuh dari dalam ini tidak hanya dalam bentuk pemberontakan tetapi juga berbagai hal yang bisa melemahkan bangsa sehingga berujung pada kehancuran bangsa. Malah justru saat ini strategi perang yang dilakukan oleh musuh dari luar biasanya dengan melakukan pelemahan dari dalam dengan menghancurkan karakter atau mental bangsa tersebut.
Saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah tersebut, yaitu sudah mulai lunturnya karakter bangsa di kalangan generasi muda Indonesia dan mulai hilangnya rasa cinta tanah air pada generasi muda kita. Hal ini kurang begitu di sadari oleh pemerintah, karena pendidikan yang berbasis pada perbaikan karakter sudah tidak menjadi fokus dalam pendidikan di Indonesia. Padahal semakin maraknya tawuran, penggunaan narkoba dan pergaulan bebas sudah menjadi berita sehari-hari di kalangan remaja Indonesia.
Situasi politik, ekonomi, sosial dan budaya saat ini yang semakin kacau harus menjadi perhatian penting pula bagi TNI dalam rangka menyelamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran. Sebab bukanlah hal yang tidak mungkin musuh dari luar pun menghancur negeri ini dengan cara mengacaukan terlebih dahulu situasi politiknya, kemudian menghancurkan ekonomi bangsa Indonesia, kemudian merusak kehidupan sosial dan budaya sehingga kehidupan bangsa dan negara ini perlahan tapi pasti menuju pada kehancuran.
Lebih lanjut Danrem menyampaikan TNI dengan potensi yang dimilikinya bisa melakukan beberapa kegiatan yang bisa turut serta memperbaiki karakter generasi muda dan elemen masyarakat lainnya. Bentuk kepedulian TNI dalam bidang pendidikan yang bekerjasama dengan Klinik Pendidikan MIPA adalah Wisata yang ditujukan kepada siswa, guru dan orang tua siswa. Tujuan Wisata Militer ini agar siswa, guru dan orang tua siswa lebih mengenal tentang dunia militer dan lebih kenal dekat dengan TNI. Tempat pelaksanan Wisata Edukasi Militer ini bisa di dua tempat yaitu Markas Kodim dan Markas Batalyon.
Bentuk kegiatannya Wisata Edukasi Militer di Markas Kodim : siswa, guru dan orang tua siswa mengunjungi Kodim. Kemudian di sediakan ruangan untuk tempat menonton tentang profil TNI dan profil Kodim. kemudian ada ruangan yang berisi tentang foto-foto kegiatan TNI khususnya di wilayah teritorial. Kemudian dikenalkan posisi yang ada di TNI dengan berkunjung ke ruang-ruang kerja yang ada di kodim. Ada informasi tata cara masuk TNI, selain itu siswa diberikan wawasan kebangsaan tentang pentingnya kecintaan terhadap bangsa dan negara. Selajutnya siswa bermain permainan matematika militer dan supaya siswa lebih kenal dengan TNI.
Bentuk kegiatannya Wisata Edukasi Militer di Markas Batalyon : siswa, guru dan orang tua siswa mengunjungi Markas Batalyon . Kemudian di sediakan ruangan untuk tempat menonton tentang profil TNI dan satuan tersebut. kemudia siswa diajarkan sedikitnya peraturan baris berbaris. selanjutnya siswa ditunjukan tempat latihan prajurit seperti menembak, merayap dll. Kemudian siswa belajar mempraktekan latihan prajurti yang tidak membahayakan seperti merayap dll(siswa harus berpakaian olah raga). Selanjutnya siswa diperkenalkan alutsista disesuaikan dengan satuan masing-masing seperti senapan, tank, pesawat tempur, dan kapal perang dll. Selanjutnya siswa berfose dengan alutsista tersebut. (perlu dipikirkan adanya Musium TNI yang mengenalkan Alutsista milik TNI dari masa lalu hingga masa depan).
Pada sisi lain Situasi ekonomi yang semakin lesu membuat banyak anak yang biasa kursus akhirnya tidak bisa mengikuti les, karena tidak punya kemampuan biaya. Jika ada les dengan bayaran seikhlasnya akan sangat membantu untuk masyarakat dan tentunya akan semakin mendekatkan rakyat dengan TNI. Selain itu kursus-kursus yang dibangun TNI ini menjadi sarana TNI untuk memberikan doktrin-doktrin bela negara kepada siswa.
Dandim melalui Babinsa bisa membuka kursus dengan bayaran seikhlasnya. Hal ini dilakukan dengan cara Babinsa berkoodinasi (membujuk) guru-guru atau warga masyarakat yang mampu mengajar yang tinggal di wilayah tugas Babinsa untuk mau atau bersedia membuka kursus dengan bayaran seikhlasnya di rumahnya. Pesertanya adalah anak-anak di sekitar rumahnya baik anak TNI atau bukan TNI. Tempat belajar juga bisa dilaksanakan di Koramil atau Makodim. Program ini bisa dilaksanakan oleh Pasiter di masing-masing Kodim. Kursus ini sebaiknya dimulai dengan ilmu yang sangat dibutuhkan siswa yaitu ilmu matematika.
Satuan TNI yang dimaksud adalah Batalyon atau Kompi berdiri sendiri. Prosesnya pembentukannya bisa dilakukan kerjasama antara Batalyon dengan Musyarawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk membuka kursus dengan bayaran seikhlasnya yang bertempat di Markas satuan. Pesertanya adalah putra-putri TNI dan anak-anak dari luar Markas. Kursus ini sebaiknya dimulai dengan ilmu yang sangat dibutuhkan siswa yaitu ilmu matematika
Guru-guru yang mengajar baik di rumah masing-masing dan mengajar di Satuan-satuan dengan bayaran seikhlasnya bisa diberi penghargaan sebagai GURU MITRA TNI. Mereka diberi penghargaan dalam bentuk sertifikat untuk masa bhakti tertentu sesuai dengan lamanya mengajar dalam program ini. TNI dan GURU MITRA TNI bisa menjadi benteng pertahanan karakter bangsa.
Membuat lomba matematika bela negara yang memperebutkan Panglima TNI Cup mapun Olympiade Matematika Nalaria Realistik Danrem 061/SK CUP ini untuk mengevaluasi dan menguji kemampuan di bidang matematika khususnya yang mengikuti siswa-siswa yang mengikuti kursus matematika yang diadakan oleh TNI baik di desa-desa maupun di satuan-satuan Militer. Lomba ini juga untuk memotivasi siswa yang belajar matematika di program TNI Peduli Pendidikan untuk lebih giat belajar dan juga memotivasi guru yang mengajar untuk lebih giat lagi mengajar. Lomba ini akan memberika penghargaan bagi siswa, guru, babinsa dan anggota TNI di satuan. Lomba matematika ini diadakan untuk Tingkat SD, SMP dan SMA. Khusus buat siswa hadiah bisa berupa beasiswa dan lomba ke luar negeri. Lomba ini bisa dilakukan untuk berbagai bidang studi setelah bidang studi matematika sukses.
Danrem menekankan TNI sudah saatnya terjun langsung di dunia pendidikan melalui mata pelajaran wawasan kebangsaan, karakter bangsa dan bela negara. Mata Pelajaran harus menjadi bagian dari kurikulum nasional dan yang memegang pelajaran ini harus anggota TNI atau pensiunan TNI. Pelajaran ini sangat penting untuk mengembalikan semangat nasionalisme yang sudah mulai luntur.
Program ini bisa terlaksana jika TNI bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Dinas Pendidikan tingkat Provinsi, Dinas Pendidikan kota/kabupaten, READ1-KPM. Peran kementrian Pendidikan dan kebudayaan, serta dinas pendidikan Kota/Kabupaten dan Provinsi adalah untuk memberi surat rekomendasi kepada sekolah agar mengikuti program ketiga program ini. READ1-KPM adalah lembaga yang terbukti telah berhasil melaksanakan pendidikan dengan bayaran seikhlasnya dalam hal ini perannya adalah menyebarkan sistem metode seikhlasnya di program ini. Pada tahap awal READ1-KPM menyiapkan materi edukasi wisata di bidang matematika, materi pembelajaran secara online, soal lomba dan hadiah mengikuti lomba ke luar negeri. Selain bidang matematika sangat mungkin program TNI Peduli Pendidikan merambah ke bidang lain seperti IPA, bahasa Inggris, pencaksilat, dll. Hal ini bisa berjalan dengan syarat TNI mempunyai mitra lembaga profesional yang bisa mampu membantu melaksanakan itu.
Lebih lanjut Danrem menjelaskan Di masa yang lalu ada istilah Dwi Fungsi ABRI yang saat ini dihapuskan karena dianggap kehadiran militer mengganggu kehidupan berpolitik. Menurut saya, di masa era pasar bebas ini justru TNI harus memerankan Multi Fungsi. Di masa perang TNI bertempur untuk mempertahankan negara dari serangan musuh. Di masa damai ini justru TNI harus lebih aktif menjaga sendi-sendi Bangsa yang sudah mulai goyah menuju kehancuran akibat serangan musuh yang tak terlihat. Sendi apakah yang dimaksud sendi itu adalah idiologi, Sosial dan Budaya. Semua itu bisa diselesaikan dengan pendidikan. Oleh karena itu sudah suatu kebutuhan jika TNI ikut aktif di dunia pendidikan khususnya dalam penanaman karakter Bangsa. Menjadi Tentara Profesional memang tidak perlu terjun di dunia Ekonomi dan Politik, tapi Tentara Nasional Indonesia adalah penjaga Idiologi, Sosial dan Budaya Indonesia. Karena jika tiga hal itu tidak ada maka tidak ada Indonesia. Disinilah yang dimaksud dengan multi fungsi TNI.
Berdasarkan analisa ini TNI tidak hanya berfungsi sebagai penjaga negara tetapi TNI juga berfungsi sebagai orang tua, guru dan sahabat bagi rakyat. Karena idiologi, Sosial dan Budaya Bangsa yang tetap terjaga maka akan membuat TNI dalam posisi penting. Apa yang diperjuangkan oleh TNI tidak perlu berharap balasan dan perhatian karena jika fungsi Orang tua, guru dan sahabat rakyat itu bisa dilaksanakan maka Perhatian, kesejahteraan dan masa depan TNI akan jauh lebih baik karena TNI menjadi bagian yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Jika kondisi ini sudah terwujud maka TNI akan memenangkan Proxy war. Musuh bisa memenangkan proxy war bukan karena musuhnya yang kuat, tetapi karena kita nya yang lemah. Jika TNI bersama rakyat maka Indonesia kuat. Perang jenis proxy war atau perang apapun Insya Allah tidak akan mampu mengalahkan TNI dan rakyat. (Penrem 061/Sk).