Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Lahan Pertanian Menyusut, Produksi Beras Sragen Tetap Tinggi

Dibaca: 69 Oleh 24 Jan 2018Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

TNI AD.Sragen. Menteri Pertanian H. Ir. Andi Amran Sulaiman MP. didampingi Asisten Teritorial (Aster) Kasad Mayjen TNI Supartodi menghadiri panen raya, di Desa Plumbungan, Kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen, Rabu (24/1/2018).

WhatsApp_Image_2018-01-24_at_13.07.44

Di hadapan Mentan, Wakil Bupati Sragen Dede Endrianto menyampaikan, lahan pertanian di Sragen telah berkurang seluas 220 hektar karena adanya pembangunan tol. Tapi hingga saat ini Sragen tetap menjadi kabupaten penyangga beras nasional nomor dua setelah kabupaten Cilacap.

“Karena itu kami mengharapkan Pemerintah Pusat dapat terus memberikan bantuan, sehingga kami bisa tetap memenuhi target produksi yang telah ditetapkan Pemerintah Pusat,” ucap Dede Endrianto.

Panen kali ini dilakukan di hamparan sawah 286 hektar. Mayoritas petani menggunakan varietas Ciherang dengan produktivitas 8,4 ton setiap hektarenya.

Dede turut menyuarakan aspirasi petani yang menentang impor beras. Kabupaten Sragen secara tegas menolak rencana pembukaan impor beras sebanyak 500 ribu.

“Pak Menteri tadi sudah dengar teriakan para petani yang menolak keras impor beras. Kami tahu kebijakan impor bukan wewenang Kementan. Tapi kami sampaikan, semoga Pak Mentan bisa sampaikan ke pusat,” harapnya.

Baca juga:  Waspadai ISIS

Pada kesempatan tersebut, Mentan Amran Sulaiman menyebutkan, di era pemerintahan Jokowi-JK, telah terjadi revolusi mental di sektor pertanian, dari aparatur pusat hingga daerah. “Kami cabut perjalanan dinas sebanyak 800 miliar untuk berikan traktor kepada petani,”tegasnya.

WhatsApp_Image_2018-01-24_at_13.07.42

“Aku tidak akan biarkan ada yang zolimi petani. Percayalah, pemerintah Jokowi – JK akan selalu ada di samping petani,” tegas Amran.

Lebih lanjut, Amran menyebutkan Presiden Jokowi selalu memberikan arahan agar Kementan selalu membela kepentingan petani. Pendekatan yang digunakan Presiden Jokowi adalah peningkatan kesejahteraan petani. Untuk itu, Kementan berjanji akan terus mengembangkan mekanisasi pertanian. Penggunaan mekanisasi terbukti berhasil meningkatkan kualitas produksi dan menurunkan biaya produksi hingga 40%.

“Kita kembangkan mekanisasi, tanpa teknologi tidak mungkin swasembada pangan, produktivitas meningkatkan, dan tidak mungkin efisien, kalau mau bersaing dengan negara lain kita harus menggunakan teknologi,” tuturnya.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel