JAKARTA, tniad.mil.id – Pelesatrian budaya nasional dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu cara untuk menangkal arus globliasasi kepada generasi muda di Merauke.
Hal tersebut disampaikan Danyonif 755/Yalet Kostrad, Mayor Inf Agus Rediyanto, S.E., dalam rilis tertulisnya di Merauke, Papua, Rabu (22/5/2019).
Diungkapkan Danyonif, pada hari Selasa (21/5/2019) dua (2) orang prajuritnya diminta pihak sekolah untuk mengajar di SMP YPPK Merauke.
“Pendidikan budaya merupakan dasar pendidikandan pembentuka karakter yang harus diberikan sejak usia dini,” ujarnya.
“Pendidikan seni budaya dan keterampilan sebagai mata pelajaran di sekolah sangat penting keberadaannya, karena memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural,”imbuhnya Agus.
Menurut Agus, sifat Multilingual yaitu mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara, sedangkan multidimensional mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa yang mencakup persepsi, dan pengetahuan.
“Kemudian multikultural menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya yang majemuk,”terangnya.
Menurut Agus Indonesia merupakan bangsa yang mempunyai banyak keanekaragaman seni dan budaya, namun dengan kencangnya arus globalisasi dan modernisasi warisan kekayaan tersebut mulai terkikis.
“Hal ini yang kita tidak inginkan,makanya kita terjun ke sekolah-sekolah untuk mengajarkan pelajaran ini, agar generasi penerus tidak melupakan kebudayaan mereka sendiri,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMP YPPK, Matias Kaize (39) mengucapakan terima kasih kepada Bapak-Bapak Satgas yang berada di Agats, karena sudah meluangkan waktu untuk mengajar siswa-siswi di perbatasan.
“Terpenting dari pembelajaran ini adalah agar siswa tidak melupakan kebudayaan mereka dan tidak terpengaruh dengan masuknya budaya asing serta kebiasaan – kebiasaan yang salah pada masa kini,”pungkasnya. (Dispenad)