JAKARTA, tniad.mil.id – Tidak hanya mengenalkan, tarian yang disuguhkan saat menyambut Panglima Armada (Pangarmada) dari Force Armees de la Republique Democratique du Congo (FARDC) di markas Satgas Indo RDB XXIX-B MONUSCO, juga berupaya untuk melestarikan keragaman seni dan budaya Indonesia.
Hal itu disampaikan Dansatgas TNI Konga XXXIX-B RDB MONUSCO, Kolonel Inf Daniel Lumbanraja, dalam rilisnya, di Soekarno Camp, Republik Demokratik Kongo, Sabtu (7/3/2020).
“Zapin, yang dulu dimainkan oleh kaum laki-laki ini belum banyak diketahui khalayak, termasuk bagi kita yang di luar pulau Sumatera, Kepri dan Pesisir Kalimantan,” ujar Daniel.
Terkait hal itu, saat berangkat ke Kongo, satuan yang dibawanya itu telah memiliki anggota yang mahir menarikan berbagai tari tradisional Nusantara, yang diantaranya tari Zapin.
“Sudah ditetapkan, apabila ada kunjungan pejabat baik dari dalam maupun luar negeri ke Markas, kita sambut dengan aneka tarian tradisional kita,seperti Zapin,” tandas Daniel.
Tari yang memiliki arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan itu, menurut Daniel berhasil menarik perhatian rombongan Laksamana Pertama (Laksma) Ruvunangiza Changa B.
“Tari Melayu yang banyak dipengaruhi seni dan budaya Arab ini pun berhasil menarik perhatian Laksma Ruvunangiza dan rombongan,” ujar Daniel.
“Kemeriahan dan gerakan kaki yang cepat dalam tari Zapin, serupa tapi tak sama dengan berbagai tarian di Afrika, Kongo yang memang mengandalkan gerakan kaki,” imbuhnya.
Saat bersilaturahmi ke markas Kontingen Garuda, Laksma Ruvunangiza juga didampingi Asops FARDC Brigade 22 Infanteri (Kolonel Fasific), dan perwakilan Head of Office of United Nation Kalemie yaitu Mr Leonidas.
“Dikunjungi sosok Komandan Contre Amiral 22 dari FARDC, merupakan kebanggaan sekaligus kehormatan bagi kami,” ujar Daniel.
Dari hasil kunjungan itu tambah Daniel, dapat semakin mempererat kerjasama dan silaturahmi dalam turut serta menjaga perdamaian dunia, khususnya di Kongo.
“Semua pelaku dalam seni tari ini adalah para prajurit TNI, termasuk tari Zapin tadi ditampilkan oleh tiga orang anggota wanita TNI,” terang Daniel.
Selain mengenalkan seni tari, selesai paparan singkat tentang Satgas termasuk kondisi terakhir di wilayah Kalemie dan sekitarnya, Daniel pun turut mengenalkan kuliner khas Indonesia kepada rombongan.
“Kita sajikan olahan berbahan baku Singkong, dan jajanan tradisional lainnya seperti Risol Rogut dan dadar gulung yang oleh para Wanita TNI dimasak menjadi makanan khas Indonesia yang enak dan lezat,” ucap Daniel.
“Para Wanita TNI, sering kita libatkan dalam kegiatan Civil Military Coordination (CIMIC), khususnya terhadap para kaum wanita dan anak-anak korban konflik di sini,” tambah lulusan Akmil tahun 1998 itu.
Atas penyambutan istimewa dan langka yang diterimanya, selain mengucapkan terima kasih kepada Satgas Indo RDB MONUSCO, Laksma Ruvunangiza berharap kerjasama yang dibangun selama ini dapat menjadi contoh bagi warga lainnya.
“Kita optimis dengan eratnya kerjasama ini, bisa menjadi contoh bagi warga di Kalemie, untuk ikut juga menjaga ketertiban di wilayahnya,” tandasnya.
Untuk menjaga perdamaian di Kongo, dirinya sepakat melaksanakan berbagai kegiatan yang positif, seperti pelayanan kesehatan dan patroli bersama.
“Dengan terciptanya suasana yang harmonis dan kondusif, dapat menekan terjadinya konflik baik antar suku maupun kelompok,” pungkas Jenderal bintang satu ini. (Dispenad)
