Untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan republik Indonesia, terutama di kawasan perbatasan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menggagas pelatihan militer bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan di seluruh Indonesia.
Menjaga dan mempertahankan daerah perbatasan tak cukup mengandalkan kekuatan tentara dan penambahan kekuatan senjata, tetapi juga perlu pelatihan militer, ujar Ryamizard di pangkalan pos TNI Angkatan Laut Penagi, Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Selasa tanggal 15 September 2015. Menurut Ryamizard, penduduk lokal merupakan faktor pertama bela negara Dari 85.000 penduduk sekitar 50.000 orang dewasa akan kita buat terlatih kayak para militer. Jadi, kalau ada apa-apa dengan daerah ini, tentara dibantu rakyat sekitar bisa mempertahankan negara, ujar Ryamizard.
Bela negara, kata Ryamizard, bukan kehendak rakyat Kepulauan Natuna saja, tetapi juga rakyat lainnya di daerah perbatasan. Paling tidak gagasan tersebut akan didiskusikan lebih dulu satu-dua bulan ke depan. Setelah matang, program bela negara bagi rakyat perbatasan segera dimulai, ucap Ryamizard.
Menyikapi gagasan Ryamizard, anggota Komisi I DPR asal Fraksi PDI-P, Tubagus Hasanuddin, menyatakan, gagasan untuk memberikan pelatihan militer bagi warga di sekitar daerah perbatasan perlu dikaji lebih dalam. Menurut Hasanuddin, pelatihan militer yang memungkinkan dilakukan adalah jika sifatnya berupa bela negara. Namun, dalam hal ini, warga hanya diberi pendidikan dan pengetahuan seputar bela negara. Jadi, hanya tataran teori, seperti pemahaman tentang kewajiban bela negara, lalu wajib melaporkan kepada aparat dan tentara kalau ada keanehan di wilayahnya, ujarnya Hasanuddin menambahkan, jika harus melakukan pelatihan militer dengan tujuan mendorong warga ikut angkat senjata dan melakukan perlawanan, hal itu perlu landasan hukum yang jelas. Hingga kini belum ada dasar hukumnya, katanya
Kewibawaan pemerintah
Lebih jauh Ryamizard mengatakan, Kepulauan Natuna merupakan salah satu kepulauan terluar yang dipandang penting dan strategis serta menjadi kewibawaan pemerintah Oleh karena itu, TNI di kawasan tersebut jangan berdiam diri dan tenang-tenang saja dengan merajalelanya bajak laut dan pencurian ikan yang terjadi di kawasan tersebut. Dengan dasar menjaga kewibawaan pemerintah dan mencegah kejahatan serta menekan pencurian ikan oleh nelayan-nelayan asing, kita mesti memperkuat keberadaan seluruh TNI, baik angkatan laut, udara, maupun darat, kata Ryamizard.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV Laksamana Pertama TNI Sulistiyanto mengatakan, sebulan lalu ada kapal tanker ditangkap di perbatasan perairan laut antara Vietnam dan Indonesia Kapal berbendera Mongolia itu dimiliki pengusaha Singapura Sebelumnya, Komandan Pangkalan udara Supadio, Pontianak Kalimantan Barat, Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah memaparkan berbagai kebutuhan untuk perluasan pangkalan udara. (Sumber: HU Kompas)