JAKARTA, tniad.mil.id,- Membangun silaturahmi dan mencegah perpecahan akibat perbedaan suku, ras, dan agama bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan ngadu bako atau bincang-bincang seperti yang dilakukan Satgas Pamtas Yonif Raider 300/Bjw bersama warga Arso Timur, Papua.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif R 300/Bjw, Letkol Inf Ary Sutrisno, S.I.P., dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Keerom, Papua, Jumat (3/1/2020).
Dikatakan Dansatgas, kegiatan ngadu bako yang dipelopori Pos Workwana dipimpin Letda Inf Radianto, pada Kamis (2/1/2020), untuk mengajak warga binaannya di tahun baru 2020 ini agar selalu menjaga kerukunan antar warga.
“Seperti layaknya diskusi, ngadu bako yang dilakukan berupa himbauan untuk tidak memandang perbedaan baik suku maupun agama, sehingga terjalin tali silaturahmi yang menciptakan situasi aman dan nyaman,” ungkap Ary.
Ngadu bako sendiri, tambah Ary, merupakan istilah bahasa Sunda untuk menunjukkan obrolan ke sana kemari tentang beragam tema.
“Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun dalam kebudayaan Sunda,” terang Ary.
“Yonif 300 sendiri adalah satuan yang bermarkas di Cianjur, yang terbiasa dengan budaya (ngadu bako) tersebut,” imbuhnya.
Selanjutnya menurut Ary bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa wilayah Indonesia banyak memiliki keanekaragaman suku maupun agama serta kebudayaan yang dapat menjadi sumber perpecahan.
Oleh karenanya, tambah Ary, Satgas Yonif Raider 300 akan selalu berupaya untuk terus mengingatkan dan menghimbau serta menjalin komunikasi dengan warga binaannya agar tidak terjadi perpecahan.
“Harapannya masyarakat dapat menjalankan aktivitas tanpa ada kendala dan rasa takut,” ucap Ary.
Selain ajakan dan himbauan untuk selalu menjaga kerukunan, Satgas Yonif Raider 300 juga membagikan kaos bertuliskan ”Cinta Damai” kepada warga Arso Timur.
“Warga pun sangat menyambut baik upaya yang dilakukan oleh Satgas tersebut,” pungkasnya. (Dispenad)