Banda Aceh, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto pada tanggal 29 s.d. 31 Agustus 2014 memberikan kuliah umum di depan 11.000 (sebelas ribu) mahasiswa baru di Universita Syiah Kuala (Unsyiah) dan Univesitas Islam Negeri ( UIN) Ar-Raniry .Minggu (31/1).
Jenderal Bintang Dua Piawai dan sangat komunikatif dengan mahasiswa baru baik di Unsyiah maupun di UIN Ar – Raniry tentang “Peran Pemuda Dalam Menghadapi Proxy War” kuliah umum dengan materi ini sangat penting sebagai bekal bagi mahasiswa generasi muda penerus bangsa dan calon pemimpin masa depan, sehinga perlu disiapkan pilihan jalan hidupnya dalam menghadapi problematika dan tantangan masa depan yang lebih komplek di saat menjadi pemimpin bangsa 2045 yang akan datang.
Pangdam IM menyampaikan bahwa Trend perang saat ini adalah menghadapi proxy War, dimana Proxy War merupakan perang Jarak Jauh , perang antar dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan. Namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Perang proxy atau proxy war adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi resiko konflik langsung yang berakibat kehancuran fatal. Biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa nonstate actors yang dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan. Lebih jelasnya bahwa Perang Proxy atau Proxy War tidak dapat dikenali secara jelas mana kawan mana lawan. Di mana musuh menggunakan dan mengendalikan actor non state.
Indikasi adanya Proxy War, di antaranya gerakan separatis, demonstrasi massa, dan bentrok antar kelompok, bertambah pesatnya populasi penduduk dunia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih, dan energi akan menjadi pemicu munculnya konflik-konflik baru. Konflik-konflik di belahan dunia terjadi akibat persaingan kepentingan antar negara untuk menguasai sumber energi. Salah satu contohnya, invasi Iraq ke Kuwait pada 2 Agustus 1990 merupakan jalan pintas untuk memulihkan ekonomi Iraq akibat turunnya harga minyak di pasaran internasional. Amerika Serikat mengkhawatirkan situasi itu akan menggoyang harga minyak dunia dan mengganggu pasokan minyak ke negaranya. Dengan berbagai dalih, akhirnya Amerika melakukan invasi ke Iraq dengan operasi militer yang dikenal dengan Operasi Badai Gurun (Dessert Storm).
Pada tahun 2013, British Petroleum (BP) mengeluarkan sebuah laporan yang menyatakan bahwa sisa energi fosil dunia tinggal sekitar 40 tahun, sedangkan sisa energy fosil di Indonesia tinggal 16 tahun. Sehingga energy dunia akan habis pada 2053 dan Indonesia pada 2029 dengan asumsi bahwa kebutuhan energi dunia tidak meningkat. Padahal, British Petroleum (BP) pada awal tahun ini memperkirakan bahwa konsumsi energi dunia pada 2035 meningkat sampai 41 persen dari kebutuhan hari ini. “Ketika energi fosil itu habis dan digantikan bio energi, sasaran konflik akan mengarah pada lokasi sumber pangan yang sekaligus merupakan sumber energi. Indonesia adalah salah satu negara ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara, Untuk itu, diperlukan langkah antisipasi agar keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia terjaga yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pemuda sebagai tulang punggung bangsa harus menyadari bermacam-macam tantangan dan ancaman bangsa. Dengan bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan bangsa dan negara. Intinya, ‘back to basic’ yaitu mengerti bahwa cinta dan peduli akan kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi di atas kepentingan segala-galanya. Para pemuda khususnya mahasiswa serta insan civitas academika untuk menjadi agen perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Selain itu dapat mempersiapkan pemuda dan mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman bangsa dengan mempersiapkan kualitas diri sesuai bidang ilmu masing-masing. Dengan Sejumlah aksi yang dapat dilakukan oleh Mahasiswa untuk menangkal Proxy War diantaranya dengan selalu mengidentifikasi dan mengenali masalah, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, dan mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter yang berwawasan kebangsaan serta mampu memperkuat diri dan menyatukan tekad untuk mengawal program pembangunan nasional. Di antaranya dengan cara menjaga stabilitas negara serta menyebarkan energi sosial ini kepada seluruh elemen bangsa. Selain itu, dengan wawasan yang luas serta pengalaman nyata di lapangan untuk membentuk karakter individu kuat yang akan mampu melawan dan menghancurkan Proxy War di Indonesia. Peperangan ini mungkin sudah menjalar di negara Indonesia.
Demokrasi baru yang lebih berdaya tahan dan tangguh adalah demokrasi yang mengedepankan empat hal, yaitu dialogis, partisipasi langsung masyarakat, turun ke bawah, dan digital. Keputusan yang diambil dalam sistem demokrasi ini berasal dari kesepakatan seluruh perwakilan masyarakat dan bukan berasal dari satu kelompok.
Dengan demikian di masa yang akan datang, dunia, negara, provinsi, Kabupaten/Kota, komunitas, dan lembaga akan bersama-sama membentuk “global forum” dalam semangat dan komitmen memilih tanpa harus menghakimi, menentukan tanpa harus menyalahkan, memutuskan tanpa harus merendahkan, menonjolkan tanpa harus meniadakan, unity in diversity (Bhinneka Tunggal Ika), dan semangat gotong royong. Semangat inilah yang dibutuhkan masyarakat dunia untuk menuju peradaban yang kuat dan madani penuh kehangatan dan kebersamaan. “Tegas Pangdam IM”.