Skip to main content
Kodam XVII/Cenderawasih

Pangdam Mengundang Paguyuban Etnis Tionghoa Jayapura

Dibaca: 7 Oleh 02 Agu 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

 

Jayapura – Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian, S,E., menemui para tokoh Paguyuban Tionghoa Jayapura di Aula Cyclop Makodam XVII/Cenderawasih dalam rangka untuk menjalin hubungan baik antara TNI, khususnya prajurit Kodam XVII/Cenderawasih dengan seluruh etnis dan seluruh masyarakat Papua dan mengajak kepada seluruh masyarakat yang ada di Papua untuk bersama-sama menciptakan suasana yang kondusif di seluruh wilayah Papua agar tetap damai, Selasa (02/08/16).

Pada kesempatan tersebut Panglima menyampaikan beberapa harapan kepada para tokoh Paguyuban Etnis Tiongoa, bahwa sebagai umat beragama harus dapat saling menghormati dan menjalin hubungan dengan baik terhadap agama yang lain, juga dengan adanya bermacam-macam suku yang ada di Indonesia mengakibatkan banyak pula adat istiadat yang berbeda di tiap-tiap daerah, mereka memiliki karakter dan budaya dengan ciri khas masing-masing. Maka dari itu, antar umat beragama maupun antar suku/etnis harus dapat menjalin hubungan yang baik dan harmonis untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Menyikapi tragedi yang menimpa saudara kita di Tanjungbalai, Sumatera Utara yang dipicu oleh isu SARA, Pangdam berharap warga Etnis Tionghoa di Jayapura maupun di seluruh Papua agar tidah terpengaruh dengan kejadian tersebut. Tetap jalin silaturahmi yang baik antar umat beragama, antar suku dan antar etnis yang ada di Papua juga yang ada di seluruh Indonesia.

Baca juga:  Danrem 172/PWY Berikan Ceramah Umum Bela Negara Kepada Peserta Camp Damai 7 Jayapura

Pangdam juga menjelaskan bahwa Papua adalah pulau yang kaya serta menyimpan bermacam bahasa, suku/etnis yang dapat kita banggakan sebagai salah kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa di Papua masih ada kelompok-kelompok yang belum bisa menerima adanya pemerintahan Republik Indonesia. Mereka ini yang sekarang sering melakukan kegiatan terlarang dan sering membuat onar dan memprovokatori penduduk asli untuk menimbulkan kekacauan-kekacauan di masyarakat. Kelompok ini masih kurang sekali pengetahuannya tentang sejarah Indonesia di Papua, sehingga mereka masih memiliki paham yang bertentangan dengan NKRI. Maka dari itu, sebenarnya mereka itulah yang harus diberi sentuhan-sentuhan agar timbul kesadaran secara pribadi untuk mau mengakui bahwa mereka juga adalah bagian dari NKRI, karena mereka juga adalah saudara-saudara kita.

Dengan adanya berbagai agama, budaya, suku dan etnis yang berbeda ini, janganlah kita jadikan sebagai ajang untuk memperlebar jarak perbedaan satu dengan yang lain, tetapi haruslah kita jadikan sebagai pengikat yang kuat untuk tingkatkan toleransi umat beragama, serta keanekaragaman budaya bangsa ini sebagai kekayaan sehingga tidak akan pernah ada lagi terjadi kasus yang berbau SARA baik di Papua maupun di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga:  Kasrem 172/PWY Pimpin Penyerahan Jabatan Kasiops Dan Kasipers

Pangdam berharap, silaturahmi ini nantinya akan kita jadikan sebagai langkah awal guna menjalin komunikasi yang baik dengan suku, etnis dan agama lain yang ada di Papua, sehingga di tanah Papua tercipta kedamaian dan tidak ada lagi korban harta nyawa yang sia-sia.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel