
Ambon, (18/08). Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Doni Monardo memberikan pembekalan kepada peserta Diklat Tingkat II Kepala Dinas dan Diklat Tingkat IV Kepala Seksi dari Maluku, Kalimantan dan Sulawesi Diklat Pertama, bertempat di Balai Diklat Prov. Maluku Jl. Ir M. Putuhena Ds. Rumah Tiga Kec. Teluk Ambon, kota Ambon.
Mengawali pemberian materi, Pangdam mengucapkan terimakasih atas kepercayaanya untuk memberikan ceramah tentang Geopolitik dan Geostrategi. “Materi ini saya yakin Bapak-bapak dan Ibu-ibu sudah pernah mendapat ceramah dari para pakarnya,“ kata Pangdam.
Seperti kita ketahui bersama Indonesia sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Dari unsur kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang sangat strategis dan kaya akan sumber daya alam. Indonesia Bagian Timur khususnya Maluku dan Maluku Utara yang memiliki kekayaan alam dan laut yang sungguh luar biasa.
Menurutnya untuk kekayaan alam, ditopang dengan tanah yang subur dan sepanjang tahun tidak ada yg kering. “Di Maluku dan Maluku Utara ada banyak tanaman yg tidak dimiliki oleh daerah lain, hanya ada disini, termasuk cendana,” paparnya. Beberapa tahun yang lalu saya membantu membuat bibit Cendana di Alor, sebanyak 20.000 bibit dan sudah didistribusikan. Maluku juga dikenal oleh Bangsa Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda dan Portugis karena rempah-rempahnya. Di wilayah Maluku bagian Selatan telah ditemukan Blok Masella, yang menurut para ahli dikatakan sumber gas alam cair yang abadi, sehingga ke depan penghasilan lebih besar untuk kesejahteraan rakyat Maluku.
Pangdam menggambarkan, kondisi sosial di Jakarta masih ada masyarakat kita yang tidur di tempat sampah, masih ada yang mengantri air bersih, masih ada yang tinggal di bantaran sungai, masih ada anak sekolah yang sekolah menyeberangi sungai karena tidak ada jembatan, anak usia sekolah membantu orang tuanya jadi pemulung. Termasuk kondisi Teluk Jakarta saat ini sudah tercemar, karena semua limbah kalau terkena hujan muaranya ke Teluk Jakarta.
Demikian juga kerusakan alam di lingkungan Gunung Botak, P. Buru, akibatnya pohon-pohon sagu pada kering dan mati, ada buaya yang mati, ada sapi yang mati karena minum air limbah akibat penambangan emas dengan merkuri dan cianida. Ada juga orang meninggal karena tertimbun longsor akibat penambangan yang tidak ijin dan berkelahi. Namun semua aktivitas penambangan mulai 16 Nopember 2015, Gunung Botak sudah kita tutup dengan atas kerjasama Pemda, TNI dan Polri. Ribuan penambang yang berasal dari Maluku dan luar Maluku telah dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing.
Untuk saat ini kondisi Maluku aman, Alhamdulilah dalam kurun waktu tidak cukup 7 tahun, situasi sudah baik. Dengan semangat pelagandong, bangunan Masjid belum selesai sebelum orang Kristen menyatakan selesai, demikian juga pembangunan Gereja, belum selesai apabila orang Islam belum menyatakan selesai. “Itulah semangat pelagandong yang merupakan identitas kearifan lokal Maluku, dari ujung Halmahera samapai Tenggara Jauh katong samua basudara”, jelasnya.
Kodam XVI/Pattimura saat ini dalam menyelesaikan konflik, telah mengubah dengan cara pendekatan sosial budaya. “Tentara memang dilatih untuk keras, tetapi kami telah melakukan pendekatan dengan cara, pendekatan mengubah lawan menjadi kawan dan mengajak kawan menjadi saudara,” tegas Pangdam.
Kodam Pattimura pun di bawah pimpinan Mayjen TNI Doni Monardo menerapkan pendekatan kesejahteraan kepada masyarakat guna memininalisir konflik dan gerakan separatis, dengan program emas hijau dan emas biru. Karena munculnya gerakan separatis adalah adanya masalahnya kesejahtraan dan keadilan, ditambahkan Pangdam bibit disintegrasi bangsa lainya adalah korupsi. Hampir semua daerah, masalah ini menjadi yg utama.
“Untuk menghindari korupsi di satuan jajaran Kodam, semua program dan anggaran, anggota harus mengetahuinya, mana yg menjadi hak atau kewajiban. Salah satu caranya adalah jumlah anggaran dipampangkan dalam papan informasi di tempat terbuka supaya seluruh prajurit dan PNS mengetahuinya,” jelas Pangdam.
Bagaimana mengatasinya ketika sumber daya energi di Indonesia masih dikuasai asing, meurutnya Maluku memiliki luas wilayah lautan 92,4% daratan 7,6%, tentunya diawali dengan pembangunan sumber daya manusia. “Singgapur tidak ada pala, tidak ada cengkih, tetapi mereka bisa jual minyak cengkih. Singgapura kecil lautnya, tetapi mereka bisa jual ikan karapu yang harganya Rp 9,5 juta satu ekor, di Maluku tidak ada yang mau, malah makanya ikan cakalang,” terangnya.
Untuk itu strateginya adalah dengan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang kokoh wawasan kebangsaannya, cinta tanah airnya dan membangun SDM yang utuh intelektual, emosional dan spiritualnya.
“Agar orang Indonesia cerdas maka harus banyak mengkonsumsi ikan, khusus bagi ibu hamil harus lebih banyak makan ikan karena ikan banyak mengandung unsur OMEGA 3 dan DHA yang sangat baik untuk perkembangan otak manusia,” urai Pangdam.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Badan Diklat Provinsi Maluku Ir. Suriyadi Sabirin Msi, PA LO kodam XVI/Pattimura bidang Iptek, Danpomdam XVI/Pattimura, Asren Kasdam XVI/Pattimura, Waaster Kasdam XVI/Pattimura, Wakil kepala Badan Diklat Sofian Sanmas S. SOS, Pabanda Wanmil Komsos, Kamkumdam, Waaspers Kasdam XVI/Pattimura, Peserta Diklat Tingkat II Kepala Dinas dari berbagai Dinas kabupaten kota Prov. Maluku, Kalimantan dan Sulawesi, Peserta Diklat Tingkat IV Kepala Seksi Prov. Malulu, Kalimantan dan Sulawedi. (Pendam16)