Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Sumardi menyatakan, gambar palu arit yang muncul dalam karnaval para pelajar Sekolah Menengah Pertama-(SMP) di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tidak ada kaitannya dengan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Gambar palu arit dalam karnaval, hanya rangkaian te-atrikal menggambarkan perjuangan yang terjadi di Indonesia, kata Sumardi, seusai mengikuti upacara Detik-Detik Kemerdekaan Republik Indonesia, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin 17 Agustu 2015.
Menurut Pangdam, berdasarkan penelusuran telik sandi Kodam menunjukkan, para pelajar ketika karnaval, mencoba melakukan aksi teatrikal mulai dari zaman penjajahan, kemerdekaan sampai pemberontakan Gerakan 30 September (G30S) PKI 1965.
Meskipun demikian Jajaran Kodam V/Brawijaya tidak tinggal diam, terhadap kemungkinan adanya gerakan yang ingin .membangkitkan kembali partai terlarang ini di Indonesia, khususnya di Jatim. Karena itu pihaknya, minta Komandan Kodim (Dandim) di 38 kabupaten/ kota di Jatim, meneliti izin karnaval yang berpotensi memunculkan simbul terhadap hal-hal yang terlarang diIndonesia.
Sementara itu Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim, Irjen Polisi Anas Yusuf, menambahkan, pihak yang bertanggung jawab terhadap karnaval bergambar palu arit itu, saat telah dimintai keterangan. Dalam pemeriksaan tidak ada petunjuk, panitia sengaja untuk menumbuhkan kembali partai terlarang tersebut.
Peserta karnaval pelajar tingkat SMP di Pamekasan, dalam rangkan menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Kemerdekaan, Republik Indonesia, diwarnai munculnya atribut bergambar palu dan arit berwarna merah, seperti lambang partai terlarang Paftai Komunis Indonesia (PKI). Peserta karnaval juga membawa poster bergambar tokoh PKI, seperti D.N. Aidit, Letkol Untung, dan Chairul Saleh.
Dikecam
Munculnya atribut berbau komunis dalam perayaan HUT ke-70 Kemerdekaan RI . di Pamekasan, Madura, terus menuai kecaman. Lolosnya atribut partaiterlarang itu ditengah-tengahperayaan HUT dinilai sangatmenodai kemeriahan rakyatyang tengah menyambutgembira HUT Kemerdekaan,sekaligus mencoreng wibawa aparat keamanan yang tak mampu mengantisipasinya. ( Sumber: HU Suara Pembaruan)