
Cilodong.(Rabu, 21 September 2016). Panglima Divsi Infanteri 1 Kostrad, Mayjen TNI AM Putranto, S.Sos meninjau kegiatan Latihan Bersama Lintas Udara antara TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan ATM (Angkatan Tentera Malaysia) di Markas Batalyon Infanteri Para Raider 328 Kostrad, Cilodong, Jawa Barat. Selasa (20/9).
Pada Latma Linud Malindo, selain materi latihan Tembak Tepat Sasaran (TTS), Serangan Regu, Pertempuran Kota (Purkota) dan Pertempuran Jarak Dekat (PJD), juga ada terjun payung. Terjun payung merupakan kemampuan khusus yang wajib dikuasai oleh pasukan Lintas Udara.
Pangdivif 1 Kostrad Mayjen TNI AM Putranto, S.Sos menyampaikan latihan terjun payung tidak semudah seperti yang dibayangkan, butuh kekuatan fisik, mental, dan konsentrasi yang tinggi.
Sebelum penerjunan, pasukan terlebih dahulu melaksanakan kegiatan ground training.Ground training ini dilaksanan sebelum penerjunan yang sebenarnya, dimana terjun statik bagi prajurit merupakan suatu keharusan yang wajib diikuti peserta.
Dalam ground training tersebut, materi yang dilaksanakan adalah latihan drill kering, pelatihan dasar terjun payung, pengenalan alat, praktek simulasi dan pembinaan jasmani, dengan tujuan agar para penerjun siap menghadapi segala situasi medan baik saat keluar pesawat, melayang, mengemudi maupun saat mendarat dengan aman. “Persiapan fisik sangat penting untuk dilaksanakan, mengingat resiko terjun payung sangat fatal apabila kesiapan tidak maksimal,” tegas Pangdivif 1 Kostrad.