TNI AD-Pontianak. Kemajuan teknologi membawa dampak positif mempercepat arus informasi dan mempermudah akses terhadap informasi, di sisi lain juga mempunyai dampak negatif meningkatnya penipuan, kejahatan cybe r, berita bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech). Untuk itu, prajurit TNI dan Polri harus mengantisipasi dampak negatif yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, saat memberikan pengarahan kepada 2.200 prajurit TNI dan Polri, bertempat di Aula Kubu Resort Jl. Ahmad Yani 2 Kubu Raya Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (26/4/2018).
Panglima TNI menjelaskan, kemajuan teknologi membawa nilai positif bagi kehidupan manusia, namun juga memiliki beberapa paradoks yang perlu dicermati diantaranya ancaman siber (cyber threats), biologi (bio threats ) dan kesenjangan (inequality threats), karena masing-masing ancaman tersebut memiliki alasan tersendiri untuk terus diwaspadai.
“Ancaman siber menjadi perhatian utama, mengingat lebih dari separuh penduduk dunia telah terhubung dengan dunia cyber dan tiga perempat waktunya dihabiskan di dunia maya,” katanya.
“Saat ini kita menikmati berbagai layanan di media sosial dengan gratis. Sadarilah bahwa informasi tentang diri kita sesungguhnya sedang menjadi komoditi dan diperdagangkan di media sosial tersebut,” ungkap Panglima TNI.
Lebih lanjut lulusan AAU 1986 mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan adanya ancaman-ancaman bisa terjadi dalam pelaksanaan pesta demokrasi Pilkada Serentak tahun 2018 di 171 wilayah seluruh Indonesia dan Tahapan Pemilu 2019.
“Kegiatan pesta demokrasi tersebut akan diwarnai dengan pengerahan massa dan kampanye yang rawan disusupi oleh berbagai isu negatif dan berpotensi untuk berkembang menjadi tindakan yang lebih ekstrim atau anarkisme,” ujarnya.
“Saya beserta Kapolri sepakat bahwa sudah menjadi tugas TNI dan Polri dalam Pilkada serentak 2018 maupun Tahapan Pemilu 2019 untuk menjamin kelancaran, keamanan, dan kesuksesannya,” tegasnya.
Panglima TNI berpesan TNI-Polri harus memegang teguh netralitas dan pedomani sebagai penjabaran dan pelaksanaan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. “Tidak ada toleransi bagi pelanggaran terhadap netralitas tersebut,” ucapnya.