Skip to main content
Kodam V/Brawijaya

Panglima TNI Meresmikan Ponpes dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy

Dibaca: 2078 Oleh 08 Sep 2014Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

MALANG – Panglima TNI Jenderal TNI Dr Moeldoko merasa bangga bisa hadir dan meresmikan Ponpes dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy Desa Pandan Ajeng, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jatim pimpinan KH Zain Baik, Jumat (5/9). Dalam peresmian tersebut hadir beberapa Asisten Panglima TNI, Pangdam V/Brawijaya dan ulama se-Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota/Kabupaten Pasuruan) serta sekitar seribu lebih santri dan santriwati Ponpes dan Rehabilitasi Mental Az-Zainy.

Selain peresmian Ponpes Az-Zainy juga dilaksanakan deklarasi “Pernyataan Sikap dan Penolakan Gerakan ISIS” yang direstui oleh Ulama Se-Malang Raya dimana Ulama Se-Malang Raya dan seluruh lapisan masyarakat Malang Raya bersedia dan rela berada dibarisan terdepan untuk mengamankan dan melindungi NKRI dari seluruh ancaman gerakan yang meresahkan dan menyesatkan. Para Ulama ini menganggap bahwa paham ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila dan Kebhinekaan yang bernaung dalam NKRI sehingga mereka berkeyakinan dan bertekad sepenuh hati dengan tegas menolak sekaligus melarang aliran ISIS tersebut untuk memasuki dan menyebar di wilayah Malang Raya.

Baca juga:  Pangdam XVII/Cenderawasih Beserta Ibu Berkunjung Ke Fak-fak

Panglima TNI Jenderal TNI Dr Moeldoko dalam sambutannya menegaskan, prajurit TNI (Babinsa) tidak akan ada maknanya jika tidak mendapat dukungan rakyatnya. Karena itu, terkait ISIS Moeldoko juga minta peran serta aktif masyarakat mengawasi tentang kemungkinan munculnya paham ISIS di tengah-tengah masyarakat. Jenderal bintang empat ini juga mengapresiasi kedewasaan masyarakat Indonesia dalam berdemokrasi. “Terkait Pilpres tidak ada satu pun peluru yang diletuskan,” tegasnya.

Menurutnya dari data WHO, Panglima TNI merinci jumlah ganguan jiwa di tiap negara capai 30 persen dari total penduduk. Gangguan jiwa berat mencapai tiga persen dari total 30 persen tersebut. “Di Indonesia ada tujuh jutaan yang mengidap penyakit jiwa. Data Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, di Indonesia ada satu juta yang mengalami gangguan jiwa berat,” paparnya. Jenderal Moeldoko mengakui banyak pengidap gangguan jiwa di tengah masyarakat. Namun sekarang banyak “orang gila” yang lebih membahayakan dari orang gila sebenarnya. “Orang gila” ini bukan membangun nasionalisme untuk bangsanya (Indonesia), namun membangun patriotisme untuk negara lain. Pulang dari negara lain justru memusuhi bangsanya sendiri. “Sekarang di Indonesia banyak orang gila baru. Dia rela mengorbankan dirinya, meledakkan dirinya. Tertawa sehabis meledakkan,” papar Jenderal Moeldoko.

Baca juga:  Kelompok Tani dan Babinsa Pos Mojoanyar Laksanakan Pelatihan Cara Pengoperasian Alsintan

Diakhir sambutannya Jenderal Moeldoko berpesan kepada semua peserta yang hadir untuk kembali dan menjalankan ajaran agama masing-masing. “ISIS harus kita lawan dengan SUMUK. Apa itu? “Solidaritas Umat Muslim untuk Kebhinekaan dan Keberagaman,” terang Moeldoko yang disambut tepuk tangan santri yang hadir. (Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya, Kolonel Arm Totok Sugiharto)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel