Skip to main content
Berita Satuan

Papua Bergejolak, TNI Tingkatkan Kewaspadaan

Dibaca: 70 Oleh 29 Des 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

TNI Angkatan Darat meningkatkan kewaspadaan pasca penyerangan Markas Kepolisian Sektor Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, oleh sekelompok orang bersen­jata.  Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Mulyono telah memerintahkan Kodam setempat intensifkan patroli dan penjagaan.

Kejadian tadi malam, walaupun menyerang kepolisian, tetap kami sikapi.  Komando kewilaya­han sudah saya minta meningkatkan kewas­padaan,  ujar KSAD dalam konfrensi pers pembukaan rapat Pimpinan TNI AD di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Senin, tanggal 28 Desember 2015.

Seperti  diketahui,  peny­erangan  disertai  penem­bakan  di Mapolsek  Sinak  terjadi pukul 20.45 WIT. Lima personil polisi yang sedang tugas jaga menjadi korban. Tiga diantaranya tewas di tempat. Ketiga kor­ban adalah Briptu Ridho, Bripda Arman, dan Bripda Ilham. Dua lainnya menga­lami luka tembak, yakni Briptu Suma dan Bripda Rian.

Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI sudah melakukan penyelidikan.  Sebanyak dua pucuk senja­ta AK 47 dan tiga pucuk senjata moser raib.  Dua pucuk senjata SS-1 dan satu peti amunisi juga dicuri.  Kini kepolisian dan pasukan TNI masih menge­jar pelaku,  kata KSAD.

Baca juga:  Tingkatkan Sinergitas Kinerja TNI-Polri

Demikian juga intelijen telah dikerahkan untuk memonitor keamanan Papua.  Antisipasi dini  telah disiapkan jika sewaktu-waktu potensi teror serupa terjadi. Pasalnya, kelompok-kelompok yang berseberangan dengan pemerintah masih ada. Karena itu, tegas Mulyono, TNI AD waspada. Kami kan tidak tahu mereka ada di mana.  Saat kami lengah, dia muncul, katanya.

Sementara   itu,   anggota   Komisi   I   DPR  RI,  TB   Hasan­uddin   melihat   serangan di Mapolsek Sinak berpotensi makin memperkeruh ke­amanan di Papua. Sepan­jang 2015,  diperkirakan  ada 200 senjata yang dirampas kelompok separatis yang tersebar di belasan titik.

Meskipun  satu  kelompok  separatis  yang berada di tempat terisolir tersebut memiliki 10 hingga 15 sen­jata, bukan berarti TNI tak mampu untuk memberan­tas kelompok separatis. Menurut dia, TNI punya banyak kelebihan dibanding kelompok separatis. Pasukan TNI sudah terlatih hidup di medan perang, daerah terisolir dan sen­jatanya banyak serta lebih modern. Nah, harusnya TNI lebih mampu kan?,  ujar TB Hasanuddin.

Terlebih  lagi,  TNI  memi­liki   alat  pendeteksi  keber­adaan  musuh.  Karena  itu,  kata TB Hasanuddin, jika ada keseriusan dari aparat keamanan untuk membe­rantas kelompok separatis, seharusnya hal itu sudah tertuntaskan.  Masa tidak terdeteksi keberadaan mereka?  Kalaupun kelompok sepa­ratis itu hidup di wilayah yang terisolir,  saya  yakin tak akan lama karena suhu di hutan Papua sangat di­ngin, ujar dia.

Baca juga:  Wadan PMPP Tutup PDT Yonkomposit TNI Minusca Car 2017

KSAD menambahkan, demi meningkatkan penga­manan,  TNI tengah memba­ngun kodam di Manokwari, Papua Barat dan Manado, Sulawesi Utara.  Saat ini kedua Kodam itu telah ram­pung hingga 60 persen dan akan diresmikan tahun 2016 mendatang.  Tahun 2016 akan kita resmikan Kodam di Papua Barat dan  Manado,   ujar KSAD.  Saat  ini  penyelesaian  kodam  tersebut  tinggal  me­rampungkan  bagian peru­mahan, sehingga tahun de­pan sudah dapat diguna­kan.

Pembangunan dua ko­dam telah dilaksanakan se­jak 2015. Tujuannya untuk meningkatkan  penguatan  keamanan  khususnya  di  wi­layah  konflik  dan per­batasan.       (Sumber: HU Suara Karya)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel