
TNI Angkatan Darat meningkatkan kewaspadaan pasca penyerangan Markas Kepolisian Sektor Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, oleh sekelompok orang bersenjata. Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Mulyono telah memerintahkan Kodam setempat intensifkan patroli dan penjagaan.
Kejadian tadi malam, walaupun menyerang kepolisian, tetap kami sikapi. Komando kewilayahan sudah saya minta meningkatkan kewaspadaan, ujar KSAD dalam konfrensi pers pembukaan rapat Pimpinan TNI AD di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Senin, tanggal 28 Desember 2015.
Seperti diketahui, penyerangan disertai penembakan di Mapolsek Sinak terjadi pukul 20.45 WIT. Lima personil polisi yang sedang tugas jaga menjadi korban. Tiga diantaranya tewas di tempat. Ketiga korban adalah Briptu Ridho, Bripda Arman, dan Bripda Ilham. Dua lainnya mengalami luka tembak, yakni Briptu Suma dan Bripda Rian.
Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI sudah melakukan penyelidikan. Sebanyak dua pucuk senjata AK 47 dan tiga pucuk senjata moser raib. Dua pucuk senjata SS-1 dan satu peti amunisi juga dicuri. Kini kepolisian dan pasukan TNI masih mengejar pelaku, kata KSAD.
Demikian juga intelijen telah dikerahkan untuk memonitor keamanan Papua. Antisipasi dini telah disiapkan jika sewaktu-waktu potensi teror serupa terjadi. Pasalnya, kelompok-kelompok yang berseberangan dengan pemerintah masih ada. Karena itu, tegas Mulyono, TNI AD waspada. Kami kan tidak tahu mereka ada di mana. Saat kami lengah, dia muncul, katanya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin melihat serangan di Mapolsek Sinak berpotensi makin memperkeruh keamanan di Papua. Sepanjang 2015, diperkirakan ada 200 senjata yang dirampas kelompok separatis yang tersebar di belasan titik.
Meskipun satu kelompok separatis yang berada di tempat terisolir tersebut memiliki 10 hingga 15 senjata, bukan berarti TNI tak mampu untuk memberantas kelompok separatis. Menurut dia, TNI punya banyak kelebihan dibanding kelompok separatis. Pasukan TNI sudah terlatih hidup di medan perang, daerah terisolir dan senjatanya banyak serta lebih modern. Nah, harusnya TNI lebih mampu kan?, ujar TB Hasanuddin.
Terlebih lagi, TNI memiliki alat pendeteksi keberadaan musuh. Karena itu, kata TB Hasanuddin, jika ada keseriusan dari aparat keamanan untuk memberantas kelompok separatis, seharusnya hal itu sudah tertuntaskan. Masa tidak terdeteksi keberadaan mereka? Kalaupun kelompok separatis itu hidup di wilayah yang terisolir, saya yakin tak akan lama karena suhu di hutan Papua sangat dingin, ujar dia.
KSAD menambahkan, demi meningkatkan pengamanan, TNI tengah membangun kodam di Manokwari, Papua Barat dan Manado, Sulawesi Utara. Saat ini kedua Kodam itu telah rampung hingga 60 persen dan akan diresmikan tahun 2016 mendatang. Tahun 2016 akan kita resmikan Kodam di Papua Barat dan Manado, ujar KSAD. Saat ini penyelesaian kodam tersebut tinggal merampungkan bagian perumahan, sehingga tahun depan sudah dapat digunakan.
Pembangunan dua kodam telah dilaksanakan sejak 2015. Tujuannya untuk meningkatkan penguatan keamanan khususnya di wilayah konflik dan perbatasan. (Sumber: HU Suara Karya)