Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen TNI Tatang Sulaiman bersama Forkompimda dan Kepala Dinas terkait Provinsi Aceh menerima laporan pasca gempa Pidie Jaya di Ruang Rapat Kantor Gubernur Aceh, Rabu (14/12).
Adapun pembahasan yang dibahas antara lain tentang sejauh mana program yang telah tercapai dalam upaya penanganan bencana gempa, jumlah korban jiwa, kerusakan infrastruktur (fasilitas umum), ketersediaan logistik termasuk air bersih, para pengungsi, rehabilitasi, normalisasi dan rekonstruksi bangunan-bangunan tempat tinggal masyarakat selama masa tanggap darurat di berlakukan di Pidie Jaya.
Selain itu, yang menjadi perhatian penting dalam laporan tersebut yaitu membahas tentang kondisi infrastruktur dan kondisi psikis para korban bencana. Dimana untuk menghilangkan rasa trauma terhadap adanya bencana gempa, para petugas dilapangan terus berusaha untuk menyingkirkan puing-puing bangunan yang roboh.
Pangdam menyebutkan bahwa Aceh sudah menunjukkan kepada daerah-daerah lain (nasional maupun internasional) bahwa Aceh dapat mengatasi bencana alam dengan sigap dan cepat, sekarang tugas kita yaitu untuk merehabilitasi, rekonstruksi dan normalisasi korban gempa sehingga tidak ada lagi pengungsi yang tidak punya tempat tinggal.
“Saat ini, sepanjang jalan utama sudah tidak ada lagi puing-puing sisa tumpukan bangunan yang runtuh, hal tersebut (menghilangkan puing-puing) sangat penting agar tidak ada lagi beban psikologis masyarakat yang menjadi korban gempa,” lanjut Pangdam IM.
Sementara dalam laporan tersebut, Plt. Gubernur Aceh Mayjen (Purn) Soedarmo juga menginstruksikan kepada dinas PU agar segera menyiapkan tenda untuk dipergunakan sebagai sekolah sementara bagi para siswa yang sekolahnya ambruk karena gempa.
“Anak-anak sekolah harus tetap mendapatkan fasilitas belajar, jika gedung sekolah yang rusak belum selesai diperbaiki, maka siapkan tenda sementara untuk mendukung kegiatan belajar mengajarnya”, kata Plt. Gubernur Aceh. (Pendam IM)