Skip to main content
Kodam III/Siliwangi

Pemimpin yang Menjaga Amanah Sebagai Karunia Allah SWT

Dibaca: 16 Oleh 06 Jul 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Komandan Korem 061 /Sk Kolonel Inf Fulad  S.Sos., M.Si., menjadi penceramah dalam acara Tauziah di Masjid An Nur Sempur  Kota Bogor. Minggu (5/7).

Dalam ceramahnya Danrem menyampaikan tentang “PENYAKIT SEORANG PEMIMPIN”  dimana   Pemimpin adalah seseorang yang dikarunia amanah oleh Allah SWT.

Danrem mengatakan. Banyak yang timbul perubahan yang mendasar dimana tadinya sebelum mempunyai jabatan apa-apa bersikap secara santun dan sederhana, akan tetapi setelah dapat kedudukan/ jabatan timbul hasrat untuk dihormati, dihargai dan dilayani.

Sehingga banyak diantara manusia yang menjadi pemimpin terkena penyakit baru yang disebut dengan Penyakit Seorang Pemimpin.

Setidaknya ada 5 (lima) macam jenis penyakit seorang pemimpin yaitu: Pertama.Penyakit  kesombongan (takabbur). Yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain, Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah Al Israa ayat 37, yang artinya “Janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”.

Kedua. Penyakit “Iri Hati”. Sebagaimana Allah SWT melarang kita untuk iri dan dengki terhadap nikmat oranglain, karena sesungguhnya rezeki  yang mereka dapatkan sesuai dengan usaha dansudah  jadi  ketentuan  Nya. Dalam Islam, persoalan iri hanya boleh dalam 2 (dua) hal yaitu Hal bersedekah dan menuntut Ilmu. Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua perkara , yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia   belanjakan pada jalan yang benar, dan seseorang diberi Allah ilmu dan kebijaksanaan lalu dia melaksakan dan mengajarkannya.

Baca juga:  Satgas Pamtas Yonif 315/Garuda Gelar Lari 5 K di Daerah Perbatasan

Ketiga. Penyakit “Nafsu”. Dalam Al Qur’an nafsu manusia dibagi dalam 3(tiga) jenis antara lain:Nafsu Amarrah Bissu’,Nafsu Lawwamah,Nafsu Mutmainnah. Dan setiap manusia yang di ciptakan oleh Allah  SWT mempunyai nafsu. Nafsu yang terdapat pada manusia adalah ujian. Jika manusia mampu menguasai nafsunya maka dia sudah berhasil mengatasi ujian Allah SWT, yang cukup berat ini.

Keempat. Penyakit “Suka menyalahkan orang lain”. Mereka yang hidupnya menyalahkan orang lain, akan menunjukkan kualitas rendah sebagai manusia. Kebiasaan menyalahkan orang lain akan menutup pemahaman tentang   siapa dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari, coba perhatikan orang yang suka menyalahkan orang lain. Dia tidak pernah bisa berubah dari kebiasaan buruknya, Kesalahan yang dilakukannya merasa bukan perbuatannya dan selalu melihat sebabnya dari orang lain. Biasanya orang-orang seperti ini tidak akan pernah bisa diterima kehadirannya di masyarakat.

Kelima. Penyakit “Lari dari tanggung jawab”. Tanggung jawab seorang berkaitan erat dengan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Semakin tinggi kedudukannya di masyarakat akan semakin tinggi pula tanggung jawabnya. Seorang pemimpin Negara bertanggung jawab atas perilaku dirinya, keluarganya, saudara-saudaranya , masyarakatnya, dan rakyatnya. Hal ini ditegaskan Allah SWT sbb: ” Wahai orang-orang mukmin peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (At Tahrim 6) sebagaimana yang di  tegaskan Rosululloh SAW:” Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya  atas kepemimpinannya. Tanggung jawab vertikal ini bertingkat-tingkat tergantung levelnya, mulai Kepala keluarga, Kepala desa, Camat, bupati, gubernur dan Kepala Negara, semua ini akan dimintai pertanggung jawabannya sesuai ruang lingkup yang di pimpinnya. Seorang mukmin yang cerdas tidak akan menerima kepemimpinan itu kecuali ekstra hati-hati dan senantiasa akan memperbaiki dirinya, keluarganya dan semua yang menjadi tanggungannya. Para salafus sholih banyak yang menolak jabatan sekiranya ia khawatir tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Baca juga:  Danrem 062/TN: Peringatan Nuzulul Qur’an Merupakan Momentum Untuk Meningkatkan Keimanan Dan Ketaqwaan

Diakhir ceramah Danrem mengatakan Semoga kita bisa menjadi khalifah di dunia ini yang bisa membawa kebaikan, membawa kesejahteraan rakyat, dan bisa mewujudkan negeri ini yang baldhatun toyyibatun warrobbun ghofur , serta dijauhkan dari penyakit – penyakit manusia yang sangat di larang oleh Allah SWT, Waallohu a’lam.

Tampak hadir dalam acara Tauziah ini, Kasipersrem 061/Sk Letkol Caj Agus Wahid, Kasiopsrem 061/Sk Mayor Inf Ibnu Suhermanto, para sesepuh dan di ikuti lebih dari 300 orang jama’ah. ( Penrem 061/Sk ).

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel