Pencalonan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai panglima TNI dan Sutiyoso sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN) diperkirakan bakal mulus. Pasalnya, sejumlah anggota DPR mengisyaratkan kecenderungannya untuk menerima kedua calon tersebut.
Kecenderungan itu tercermin dari pendapat yang disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, dan sejumlah anggota Komisi I DPR dari lintas fraksi seperti TB Hasanuddin (F-PDI Perjuangan) dan Salim Mengga (F-Partai Demokrat), di Jakarta, kemarin.
Mereka berpendapat, pengajuan tersebut merupakan hak prerogatif presiden dan sudah sesuai undang-undang. Selain itu, mereka juga tidak mempersoalkan tradisi giliran untuk posisi panglima TNI. Sebaliknya, mereka yakin dan berharap keduanya bisa mengatasi beragam tantangan.
“Saya yakin, keputusan presiden dalam menggunakan haknya untuk memilih calon Panglima TNI Jenderal TNI Gatot merupakan keputusan yang sudah melalui proses yang cukup panjang, dengan memperhitungkan berbagai aspek, termasuk aspek politik dengan segala risikonya,” kata TB Hasanuddin.
Hasanudin juga tidak mempersoalkan tradisi giliran. Menurut dia, bergiliran itu bentuk koreksi terhadap kebiasaan selama 31 tahun hanya dari satu angkatan (AD). Karena itu, pilihan Jokowi terhadap Jenderal Gatot didukung Fraksi PDIP di DPR. “Apapun keputusan Presiden kami menghormatinya, karena presiden lah pemiilik hak perogeratif itu,” ujarnya.
Zulkifli Hasan menilai, Jenderal Gatot adalah perwira TNI yang berprestasi. “Pak Gatot saya kenal betul, banyak prestasinya. Kandidat yang sangat tepat dan berprestasi,” ujar Zulkifli. (Sumber: Suara Karya)