(Jakarta. Sabtu, 9 Januari 2016). Langkah Indonesia ikut serta dalam perdamaian dunia sesuai Pembukaan UUD 1945, “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa”. Atas dasar itu Indonesia ikut dalam berbagai Misi Perdamaian Dunia seperti di Lebanon, Kongo, bencana di Haiti, misi Darfur, dan masih banyak negara lain di penjuru dunia.
Kongo (Democratic Republic of the Congo) merupakan salah satu negara konflik terbesar di Afrika yang berlangsung sejak tahun 1965. Konflik berkepanjangan di negara ini terjadi antara pemerintah dengan milisi-milisi yang membentuk dirinya sendiri yang terkadang didukung dan diintevensi dari negara-negara tetangganya oleh karena kepentingan tertentu.
Salah satu badan dunia yaitu PBB menangani dan menjalankan misi perdamaian di Kongo. Misi Perdamaian PBB di Kongo dinamakan Monusco (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo). Sudah lebih dari 20 tahun PBB bekerja sama berbagai negara termasuk Indonesia mengatasi konflik di Kongo. Raport penanganan misi Indonesia dari tahun ke tahun dinilai sangat baik, dan diakui oleh masyarakat, Pemerintah Kongo dan Markas Besar PBB di New York.
Dibalik keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan misi perdamaian, TNI-lah yang merupakan Garda Terdepan dalam pelaksanaan misi-misi perdamaian di PBB. Karena keberhasilan tersebut, hampir setiap tahunnya Indonesia mengirimkan 1 (satu) satuan setingkat Kompi atas kesepakatan bersama PBB untuk melaksanakan misi perdamaian di Kongo. Kompi yang dikirim ke Kongo adalah Kompi Zeni TNI dengan Major Task (Tugas Utama) yaitu tugas di bidang tehnik Zeni, yaitu membuat jalan, pemeliharaan lapangan terbang, dan Qick Task atau tugas-tugas yang lebih ringan dan cepat yang lain. Hasil yang memuaskan dari Major Task dan Quick Task inilah yang menjadi indikator keberhasilan misi, ditambah dengan hubungan yang baik dengan masyarakat dan pemerintah setempat yang dipupuk dengan program Cimic (Civil Military Coordination).
Di akhir tahun 2015 ini sudah dibentuk Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-M/Monusco untuk melaksanakan misi perdamaian di Kongo. Kontingen Zeni TNI ini berjumlah 175 orang prajurit mayoritas berasal dari Yonzipur 8/SMG, sisanya beberapa personel dari berbagai satuan di Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Kontingen ini sudah berlatih selama 1 bulan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul Bogor, dan dalam waktu dekat akan menggantikan kontingen Kompi Zeni TNI Konga XX-L yang saat ini berada di Kongo.
Letkol Czi Sriyanto, M.I.R, M.A, yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Batalyon Zipur 8/SMG, dipercayakan sebagai Komandan Satgas (Dansatgas) Kompi Zeni Konga XX-M/Monusco. Sebelumnya Letkol Czi Sriyanto menjabat di Spers TNI selama 3 tahun. Yang bersangkutan juga memiliki 2 gelar master yang di ambil di International Relations di Macquarie University-Australia, dan Arts Magister Program, Defence Studies in King’s Collage – London.
Dalam pengembangan studi dan intelektual Danyon Zipur 8 ini, memberikan dampak positif bagi karir dan jabatannya. Tugas-tugas diplomasi dengan pejabat Athan/Asisten/Staf mancanegara sudah pernah diembannya sehingga sangat mendukung kepemimpinannya dijabatan saat ini sebagai Komandan Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-M/Monusco. Saat inipun adalah kali ketiga Letkol Czi Sriyanto, M.I.R, M.A dilibatkan dalam misi perdamaian PBB, yang salah satunya adalah juga di Kongo. Sehingga negara Kongo bukanlah negara yang asing lagi bagi Letkol Czi Sriyanto, M.I.R., M.A.
Dengan berbagai pengalaman tugas yang dimilikinya selama mengabdi di TNI Angkatan Darat, tidak diragukan lagi Letkol Czi Sriyanto, M.I.R., M.A., akan mampu melaksanakan tugas untuk lebih mengharumkan Merah Putih di dunia internasional.