
Balikpapan (11/03). Membangun kesiapan TNI-AD dalam merespon ancaman Perang Hibrida (Hybrid War) Hal ini disampaikan oleh Kasi Penum Pendam VI/Mlw Mayor Kav Baso Syukri, SH. saat mengisi acara Talk Show “Dialog Khusus” di Radio RRI Samarinda Pro 1 FM 97,6 Senin, 10 Maret 2014.
Program acara Talk Show ini disiarkan sebulan sekali dan dipancarluaskan baik oleh Radio siaran Swasta maupun pemerintah, bisa didengar diseluruh penjuru dunia melalui Streaming Radio dan Video Streaming, sehingga pesan yang disampaikan kepada seluruh pendengar dimanapun berada akan tersampaikan.
Dalam program acara tersebut, Kasi Penum Pendam VI/Mlw menyampaikan materi siaran tentang menghadapi ancaman Perang Hibrida (Hybrid War), TNI harus mampu merespon dan segera beradaptasi dengan situasi yang berkembang agar dapat mengantisipasi serta mengatasinya secra lebih cepat dan tepat.
Dalam siarannya Kasi Penum Pendam VI/Mlw lebih lanjut menjelaskan bahwa Perang Hibrida (Hybrid War) adalah sebuah strategi Militer yang memadukan antara Perang Konvensional, perang yang tidak teratur dengan ancaman Cyber Warfare, baik berupa serangan Nuklir, senjata Biologi dan Kimia, alat peledak improvisasi dan perang informasi.
Cyber Warfare (Cyber War) adalah perang yang menggunakan jaringan komputer dan internet atau dunia maya (Cyber Space)dalam bentuk strategi pertahanan atau penyerangan sistim informasi lawan, Cyber Warfare juga dikenal sebagai Cyber yang mengacu pada penggunaan fasilitas WWW (World Wide Web) dan jaringan komputer untuk melakukan perang dunia maya.