
(-Surabaya 19/09) “Daar…daarrr” terdengar bunyi letusan yang diiringi datangnya berbondong-bondong warga Surabaya berpakaian putih-putih bersenjatakan bambu runcing dan membawa kentongan. Mereka datang sembari berteriak meminta para penjajah agar menurunkan bendera berwarna merah putih dan biru di hotel Oranje.
Terjadi pertikaian sengit yang menewaskan satu orang dari pihak Belanda, dan dua orang dari pihak warga Surabaya. Keributan itu adalah ilustrasi dari perobekan bendera merah, putih, biru milik Belanda yang direkonstruksi ulang pagi tadi, Sabtu (19/09/2015).
Bertempat di Jalan Tunjungan, halaman hotel Majapahit, berdiri Ibu Wali Kota Surabaya,Danrem 084/Bj,Kapolrestabes Surabaya ratusan partisipan yang terdiri dari jajaran Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) cabang Surabaya, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kota Surabaya, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Surabaya, siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Surabaya, serta para masyarakat Kota Surabaya. Mereka hadir mengenakan kostum pejuang kemerdekaan dan atribut tentara jaman dahulu.
Tepat di Hotel Oranje 70 tahun yang lalu, tepatnya 19 September 1945. Terjadi insiden perobekan bendera merah putih biru, yang kemudian menjadi merah dan putih dan dikibarkan kembali dengan gagah perkasa di angkasa raya Indonesia.
“Dari Surabaya, kita telah menguatkan arti merah dan putih sesungguhnya. Keberanian yang suci untuk memerdekakan diri dari ketertinggalan, kemerdekaan yang suci untuk memerdekakan diri dari kebodohan, keberanian yang suci untuk merdeka dari kemiskinan. Surabaya merah putih telah terpatri di jiwa pemuda dan rakyat Surabaya. Keringatnya selalu berguna untuk menegakkan sang dwi warna,” Bedera merah putih lantas dikibarkan kembali dengan diiringi Lagu Indonesia Raya oleh ratusan partisipan yang hadir. Untuk memperingati jasa dan arwah para pejuang, para partisipan diajak kembali mengheningkan cipta sembari menyanyikan lagu gugur bunga yang musiknya diiringi oleh para pelajar.
Di akhir acara, seluruh partisipan serentak menghentakan kaki ke tanah dan tangan kanan mengeluarkan bendera kecil, dengan sorot mata menuju bendera merah putih, mereka bersama-sama menyanyikan lagu berkibarlah benderaku dengan penuh semangat.