Sertu Heri Saputra Irianto, anggota Penerangan Kostrad yang bertugas mengoperasikan pesawat tanpa awak Unmannad Airreal Venical (UAV) Panthom 2 pesawat tanpa awak latihan pengoperasian UAV di Markas Kostrad, Rabu (24/12/2014).
Wakil Kepala penerangan Kostrad Letkol Inf Drs. Ferdinan, S.Kom. MS didampingi Kasituud Penkostrad Mayor Inf Yogi Muhamanto dan Kasi Pensus Penkostrad Mayor Arh Ardian Patria Chandra, M.Sc menyaksikan latihan pengoperasian UAV oleh Sertu Heri anggota Penerangan Kostrad yang bertugas mengoperasikan pesawat tanpa awak Unmannad Airreal Venical (UAV) Panthom 2.
Pesawat tanpa awak buatan Cina ini mengaku baru pertama kalinya mengoperasikan setelah mendapat bantuan dari Dispenad. “Ini bisa digunakan untuk pesawat intai, dokumentasi, dan juga untuk pemetaan. Tapi kita hanya untuk dokumentasi,” ungkap Sertu Heri. Dijelaskannya, pesawat ini memiliki kemampuan terbang dalam kondisi baterai penuh 20 menit dengan empat baterai. “Tergantung kecepatan angin dan ketinggian. Harga pesawat Rp 32 juta. Kameranya Gopro Hero 3 plus Rp 5 juta. Maksimal ketinggian 400 meter. Tapi kalau tanpa kaki kamera, bisa lebih. Jangkau ke depan 800 meter hingga 3 km,” terangnya. Menurutnya, UAV bukan seperti pesawat mainan biasa. Tapi menggunakan GPS dan kompas. Menggunakan monitor. Lebih dari 2 km, dia akan kembali sendiri tempat awal kalibrasi diatur GPS. “. Kelebihan pakai GPS kalau kena angin kencang maksimal 29 knot bisa menyesuaikan kondisi seperti tripot. Hasil gambarnya cukup bagus.