Yogyakarta – Selama 10 tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu memimpin dan menghadiri upacara Prasetia Perwira (Praspa) TNI yang dilakukan secara bergantian di akademi baik Akmil, AAL, AAU dan Akpol.
Tahun 2014 merupakan upacara terakhir yang dipimpin Presiden SBY. Sebab tahun 2015, dia sudah tidak menjabat lagi sebagai presiden/kepala negara.
Hal itu diungkapkan SBY saat memberikan pidato sambutan di hadapan 453 perwira TNI dan orangtua serta tamu undangan yang menghadiri Praspa TNI 2014 di lapangan Dirgantara Bumi Tetuko, Akademi Angkatan Udara (AAU) Maguwo Yogyakarta.
“Ini praspa terakhir yang saya hadiri sebagai presiden selama 10 tahun,” kata SBY dengan nada pelan, Kamis (26/6/2014).
Secara pribadi dia mengungkapkan dirinya bangga sebagai TNI yang tidak pernah absen dalam pengabdian bangsa dan negara.
Dia juga berpesan khusus agar terus mengembangkan kualitas akademi TNI baik akmil, AAL dan AAU agar menghasilkan perwira remaja yang baik, tangguh dan handal.
Menurutnya para perwira remaja yang masuk saat ini di saat TNI melakukan modernisasi alutsista. Dengan moderinisasi itu TNI dituntut agar selalu siap menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
“Berbagai ragam ancaman baik tradisional dan non tradisional serta peralatan modern yang serba canggih yang harus dihadapi,” katanya.
Mengenai alutsista, SBY menegaskan alutsista sudah dapat diproduksi sendiri dan wajib digunakan untuk sendiri untuk AD, AL dan AU. “Alutsista itu adalah produksi dan karya anak bangsa,” katanya.
Dia juga menyinggung soal dibangunnya Indonesia Peace Security Center (IPSC) di Sentul Jawa Barat. Tempat terpadu tersebut untuk mendidik satuan satuan TNI yang siap dalam berbagai tugas.
Ditempat itu ada kampus Universitas Pertahanan, pusat perdamaian, lawan terorisme dan penanggulangan bencana.
“Tentara harus terlatih dan mampu menggunakan alutsista namun tidak untuk mengembangkan sikap agresif,” katanya. (Bagus Kurniawan)